Seorang prajurit Korea Utara (Korut) di hadapan rudal Unha-3 (Foto: AFP).

Pyongyang: Seorang pengembang rudal Korea Utara (Korut) dikabarkan telah meninggal. Kabar itu diumumkan oleh pihak Korut sendiri.
 
"Akademisi dan profesor Ju Kyu Chang meninggal pada Senin pada usia 89 tahun dari 'pansitopenia, penyakit darah," laporan Kantor Berita KCNA, seperti dikutip AFP, Selasa 4 September 2018.
 
Profesor Ju adalah seorang pejabat veteran Korea Utara yang dijatuhi sanksi karena dicurigai berperan dalam pengembangan teknologi nuklir dan rudal negara itu.
 
Obituari resmi Korut menggambarkan Ju sebagai 'seorang revolusioner yang membuat kontribusi terhormat untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara itu".
 
Ju adalah mantan menteri kementerian pertahanan Utara, yang bertugas mengembangkan senjata nuklir dan misil negara.
 
Dia adalah salah satu dari sejumlah orang Korea Utara yang diberikan sanksi non-proliferasi pada 2013 oleh Kementerian Keuangan AS untuk peran mereka dalam program nuklir.
 
"Ju mengawasi peluncuran roket jarak jauh Unha 2 Korea Utara pada 2009, yang ia saksikan bersama dengan pemimpin Kim Jong-Il," sebut kantor berita Yonhap.
 
Yonhap menambahkan, dia juga sangat terlibat dalam pengembangan dua roket jarak jauh Unha-3 yang diluncurkan pada 2012 sebelum pensiun pada tahun 2015.
 
Korea Utara yang miskin dan terisolasi memprioritaskan pengembangan senjata nuklirnya. Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan itu menunjukkan keberhasilan luar biasa.
 
Korut melakukan uji coba nuklir pertama yang sukses pada 2006 diikuti oleh lima lagi dan serangkaian peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang semakin sukses. Tahun lalu mereka mengklaim telah menjadi negara nuklir, yang mampu memasang senjata nuklir rudal antar benua dan bisa mencapai pesisir timur Amerika Serikat.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com