MEDAN – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menjadi salah satu tujuan utama investor dari luar negeri. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah untuk menjadikan Sumut sebagai daerah yang nyaman untuk berinvestasi.

Dalam sepekan terakhir ini saja sudah dua investor dari luar negeri yang berminat untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Pada, Jumat (2/8) lalu, Gubernur Sumut menerima kunjungan investor asal Korea Selatan (Korsel) PT Hanlim Power Indonesia (HPI), yang menawarkan kerja sama membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Sumut.

Rabu (7/8), giliran investor dari Swedia yang menyatakan berminat kerja sama dengan Pemprov Sumut. Investor dari Swedish Energy Agency dan Business Sweden itu diterima Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprov Sumut) Sabrina di ruang kerjanya, Lantai 9, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan.

Fuad Hasan konsultan dari Business Sweden mewakili investor dari Swedia mengatakan, para investor dari Swedia tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Antara lain, kerja sama tentang pengolahan sampah.

Terkit pengolahan sampah, menurut Hasan, pihaknya sudah berpengalaman. Seperti membangun penglahan sampah di daerah Sunter, Jakarta. “Kami akan melakukan penelitian dan terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumut tentang kerja sama apa yang dapat dilakukan,” kata Hasan, yang hadir bersama Country Manager Swedish Agency Paul Westin, dan Project Manager Business Sweden dan Konsultan Business Sweden Farida.

Bahkan, kata Hasan, dalam waktu dekat mereka akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Sumut tentang sampah. “Bersama Dinas Lingkungan Hidup Sumut akan membentuk tim untuk sosiasilasi dan edukasi tentang sampah,” ujar Hasan.

Sekdaprov Sumut Sabrina menyambut baik keinginan investor Swedia yang akan menjalin kerja sama dengan Pemprov Sumut, termasuk tentang pengolahan sampah. Apalagi saat ini, Pemprov Sumut berencana membangun tempat sampah berkapasitas besar.

Jadi, kata Sabrina, selain untuk pengolahan sampah, juga dapat menghasilkan energi dan turunan lainnya, seperti pupuk dan sebagainya. “Pemprov Sumut ingin mengadopsi pengolahan sampah seperti yang ada di Jepang, karena memang Sumatera Utara memiliki potensi untuk melakukannya,” ujar Sabrina.

Di Sumut, menurut Sabrina, belum ada pemilahan sampah rumah tangga. Sehingga di tempat pembuangan akhir sampah organik dan non-organik bersatu. “Pemprov Sumut membutuhkan teknologi untuk pemilahan sampah ini,” sebut Sabrina.

Namun kata Sabrina, membangun tempat pengolahan sampah ini tentunya memakan biaya yang tidak sedikit. Karenanya Pempov Sumut berencana menjalin kerja sama dengan pihak lain, termasuk dengan investor Swedia jika cocok. “Di sinilah peran dari investor yang disebut dengan public private partnership,” ujar Sabrina yang didampingi Asisten Administrasi Umum dan Aset Setdaprovsu Mhd Fitriyus, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut Binsar Situmorang, Kepala Balitbang Irman, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zonny Waldi. (ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com