Indopolitika.com – Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, eletaktabilitas pasangan Jokowi-JK di wilayah Provinsi DKI Jakarta dikalahkan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta. Salah satu faktor kekalahan itu adalah besarnya kekecewaan masyarakat terhadap Jokowi yang berjanji benahi Ibu Kota selama lima tahun.
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, mayoritas warga Jakarta yang memilih Jokowi saat Pilgub 2012 lalu merasa kecewa. Mereka menilai Jokowi telah mengkhianti janjinya untuk memimpin Jakarta selama lima tahun kepemimpinan. “Warga menjadi kecewa dengan pemberitaan Jokowi yang berjanji membenahi Jakarta,” katanya di kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu kemarin (4/6).
Selain kekecewaan itu, lanjutnya, warga DKI juga menilai Jokowi belum cocok jadi presiden. Ketimbang Jokowi, sosok Prabowo dianggap memiliki karakter pemimpin yang cocok untuk Indonesia. Hasil survei LSI seolah membenarkan prediksi beberapa tokoh yang menyebut warga DKI bakal kecewa berat dengan Jokowi.
Sebut saja Ratna Sarumpaet, Ketua Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI). Ratna yang merupakan mantan Tim Sukses Jokowi saat Pilgub DKI mengatakan, warga DKI akan kehilangan kepercayaan ketika Jokowi “ujug-ujug” dicalonkan sebagai presiden oleh PDIP. “Jadi, ketika Jokowi ujug-ujug dicapreskan PDIP tanpa sedikitpun kesadaran untuk lebih dulu meminta izin dan minta maaf pada rakyat Jakarta, jangan salahkan kalau kontan kehilangan kepercayaan dan kebanggaanku,” kata Ratna dalam salah satu tulisannya.
Bagi Ratna, Jokowi buka hanya tidak beretika tapi juga tak punya karakter. Sehingga dengan demikian, Jokowi ia nilai bukan orang yang tepat buat memimpin Indonesia saat ini. “Orang yang lemah dalam etika dan karakter, akan dengan mudah berubah arah. Mudah melalaikan sumpah dan empuk untuk ditunggangi kapitalis, lokal maupun asing,” tulisnya.
Ia membuktikan lemahnya karakter Jokowi dengan menunjuk pada blusukan dan kampanye yang dilakukannya. Menurutnya, semua biaya blusukan dan kampanye yang dilakukan Gubernur DKI Joko Widodo dipengaruhi oleh konglomerat Indonesia yang pernah dekat mantan presiden AS, Bill Clinton, yakni James Riady. “Konglomerat hitam ini punya hubungan sangat dekat dengan Bill Clinton dan isterinya dan makelar-makelar di USA,” tandasnya ketika diminta tanggapan adanya “kampanye” Jokowi di naskah Ujian Nasional (UN) seperti dilansir hidayatullah.