INDOPOLITIKA.COM – Ketua Umum Partai NasDem diam-diam rupanya merasa sangat kesal dengan keberadaan para BuzzeRp yang berseliweran saat ini. Keberadaan mereka harus segera diakhiri.

Pernyataan Surya Paloh soal para buzzer yang dipelihara dan dibayar untuk menghina itu viral diberbagai platform media sosial. Salah satunya direpost akun Twitter@DokterTifa yang mengunggah video TikTok @partainasdem dengan judul ‘Viral Surya Paloh Geram karena negeri ini sudah dikuasai para BuzzeRp yang merasa tak pernah salah’.

Dalam video singkat itu, Surya Paloh mengatakan pekerjaan buzzeRp memang utamanya menyalahkan orang lain. Mereka tak pernah merasa salah. Karena kerjaan mereka para buzzer seperti itu, menyalahkan orang lain.

“Buzzer dibayar untuk menghina orang, memprovok orang,” ungkap Surya Paloh.

Bahkan dengan nation character building kita ini, lanjut dia, diatur dan diwarnai oleh perilaku para buzzer. Lebih lanjut, dalam video itu Surya Paloh tak memungkiri para buzzer ini hadir hanya untuk menghina orang lewat kemajuan teknologi yang dimiliki.

“(Maka) Hancurlah negeri ini, mereka hanya membenarkan dirinya, tidak pernah dia katakan salah,” kata Surya Paloh.

Selanjutnya, Surya Paloh secara menohok menyebut para Buzzer ini bekerja untuk menyerang dan menyalahkan orang.

“Itulah makanan, santapan kita, yang kita lihat sekarang dalam keseharian kita, saya pikir ini harus kita akhir,” ungkap Surya Paloh.

“Ini hanya akan bikin negeri ini, kita hadapi penuh dengan pesimisme,” pungkas Surya Paloh.

Video Surya Paloh banyak dikomentari netizen. Salah satunya dokter Tifa.

“Ini pertanda, masa pakaimu, Buzzer, tinggal menghitung hari. Setelah Surya Paloh, bakal ada Boss Boss besar lagi yang buang badan dan lempar para Buzzer ini di jalanan. Penggunaan Buzzer untuk melanggengkan kekuasaan, adalah kejahatan  berat sekaligus cacat  sejarah negara ini,” tulis @DokterTifa.

“Senjakala BuzzeRp menuju titik-titik pembenaman, bukan hanya terbenam,” tulis @OstafMustafa. [Red]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com