INDOPOLITIKA – Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi panggung bagi klub Asia maupun Brasil. Sebaliknya, tim-tim Eropa tak mampu berbicara banyak kali ini.
Ketidakberdayaan tim Eropa dimulai ketika Atletico Madrid secara mengejutkan tersingkir di babak penyisihan grup. Lanjut di babak 16 besar, Manchester City dan Inter Milan tersingkir oleh tim Asia dan Brasil.
Fluminense vs Inter Milan
Di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025, tim asal Brasil Fluminense mengejutkan dunia ketika mereka mengalahkan runner-up Liga Champions Inter Milan 2-0.
Di Stadion Bank of America kemarin, Fluminense bermain imbang dengan Inter Milan. Tim Brasil itu melepaskan 11 tembakan dengan 4 tepat sasaran – dibandingkan dengan 16 dan 4 tembakan dari lawan mereka.
Gol kemenangan Fluminese dicerak G.Cano pada menit 3′ dan menjelang akhir babak kedua. Hercules memastikan Fluminese melaju ke babak perempat final berkat golnya pada menit 90+3′.
Hasil 2-0 sudah cukup bagi Fluminense untuk melaju ke pertandingan melawan Al Hilal. Fluminense adalah tim Brasil kedua yang mencapai perempat final, setelah Palmeiras – yang akan menghadapi Chelsea.
Inter hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri atas penyelesaian akhir yang buruk. Tim asuhan pelatih baru Cristian Chivu itu menyia-nyiakan banyak peluang bagus, seperti tendangan Lautaro Martinez yang membentur tiang gawang dari dalam kotak penalti, tendangan bebas Federico Dimarco yang hanya beberapa inci dari tepi gawang, dan tendangan Stefan de Vrij yang melebar dari jarak kurang dari lima meter.
Taktik Aneh
Pelatih Fluminese, Renato Gaucho menggunakan taktik aneh dengan tiga bek tengah menjadi kunci kemenangan Fluminense 2-0 atas Inter di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub FIFA pada malam 30 Juni.
Fluminese tidak terbiasa bermain dengan tiga bek tengah. Namun saat melawan Inter, taktik ini berhasil dengan sangat baik.
“Kami tidak terbiasa bermain dengan tiga bek tengah, tetapi dalam tiga hari terakhir saya telah meyakinkan para pemain bahwa Fluminense dapat melakukannya,” kata Renato.
“Tentu saja, kami menghormati lawan, tetapi tim telah menunjukkan kepada semua orang bahwa itu mungkin. Kami menghadapi tim yang hebat, lebih kaya, tetapi di lapangan selalu satu lawan satu,” jelasnya.

Tersingkirnya Inter dari Piala Dunia Antarklub FIFA oleh Fluminense merupakan sebuah kejutan. Sebelum babak 16 besar, komputer super Opta menilai Inter sebagai salah satu dari lima kandidat teratas bersama dengan PSG, Man City, Bayern, dan Chelsea.
Musim lalu, Inter berhasil mencapai final Liga Champions UEFA, final Piala Super Italia, finis kedua di Serie A, dan semifinal Piala Italia. Tim Milan itu juga memiliki banyak bintang papan atas seperti Lautaro Martinez, Marcus Thuram, Denzel Dumfries, Yann Sommer.
Sementara itu, pemain Fluminense yang paling menonjol, Thiago Silva, adalah bek tengah berusia 40 tahun yang baru saja kembali dari Eropa.
“Saya pikir sepak bola Brasil telah menunjukkan kekuatannya, bukan?” imbuh Gaucho.
“Saya sering mengatakan bahwa klub-klub Brasil lebih buruk secara finansial daripada klub-klub Eropa. Mereka mampu merekrut pemain-pemain terbaik di dunia. Namun di lapangan, yang terpenting adalah komitmen, dedikasi, dan sikap. Dan itulah yang kami tunjukkan hari ini,” katanya.
Pelatih Gaucho tak lupa mengucapkan selamat kepada para penggemar Fluminense, termasuk mereka yang tidak percaya dengan kemampuan tim untuk melaju jauh di Piala Dunia Antarklub FIFA.
Ia menegaskan bahwa masuk dalam grup 8 tim terkuat adalah sesuatu yang patut dirayakan.
Pada 5 Juli, Fluminense akan melawan Al Hilal, klub Arab Saudi yang baru saja mengejutkan Man City dengan menyingkirkan mereka. Jika menang lagi, mereka akan melaju ke semifinal untuk bertemu pemenang pertandingan Chelsea-Palmeiras. (Red)
Tinggalkan Balasan