INDOPOLITIKA.COM- Modis. Bertopi koboi dibalut jaket dan kemeja biru, Gubernur Banten Wahidin Halim pimpin langsung penanganan banjir di daerahnya Kamis (2/1/2020).

Gubernur Wahidin menengok posko utama Pemprov Banten di Sajira Kabupaten Lebak. Di sana Gubernur Wahidin sempat berdialog dengan para pengungsi dan turut bersama-sama tim trauma healing melakukan kegiatan dengan anak-anak di pengungsian.

Gubernur juga mencicipi masakan yang disediakan di dapur umum dan melakukan pengecekan ketersediaan obat-obatan. Setelah itu Wahidin Halim geser meninjau lokasi yang berada di Kecamatan Cipanas, Lebak, Pesantren La Tansa dan berbagai infrastruktur yang putus karena digerus aliran sungai dan longsor. Setidaknya terdapat 2 jembatan yang harus segera diperbaiki.

Untuk itu, ia langsung memerintahkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD)untuk terjun langsung cepat tanggap menghadapi bencana banjir. Sejumlah alat berat untuk membuka akses jalan diterjunkan unntuk memperbaiki infrastruktur, menyediakan obat-obatan hingga kebutuhan bagi para pengungsi.

Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Lebak menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur yang menjadi aset daerah seperti jalan dan jembatan. Terdapat satu ruas jalan sepanjang 6.000 meter dan 2 jembatan yang terdampak cukup parah akibat terjangan dan genangan air sungai yang meluap.

Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Moch. Tranggono mengungkapkan, berdasarkan pendataan yang telah dilakukan, ruas jalan Cipanas-Warung Banten dengan kondisi jalan rusak berat STA 0+700 sampai dengan 6+000 dan jenis kerusakan berupa amblas, patah dan longsor.

Sementara dua jembatan yang terdampak banjir dan longsor yakni Jembatan Cinyiru dan Jembatan Ciberang. Untuk Jembatan Cinyiru yang konstruksinya dibangun oleh Jawa Barat pada 1990 berupa konstruksi beton dengan bentang 25 meter dan lebar lajur lalu lintas 4,5 meter serta berstatus kelas B, berlokasi STA 6+860 dengan nilai aset 0 karena hanya ditangani pemeliharaan.

“Sementara untuk Jembatan Ciberang, konstruksi rangka baja kelas A bentang 60 meter dan lebar lajur lalu lintas 7 meter yang dibangun tahun 2010 ini, berlokasi STA 9+250 dengan nilai aset sebesar Rp 8,2 miliar,” jelasnya.

Untuk penanganan sementara, lanjut Trenggono, telah dilakukan sejak Rabu (1/1/2020) malam dan pagi ini jalan yang terputus di STA 0+900 dekat Pesantren Latansa sudah bisa dilewati.

“Sementara untuk akses sampai dengan jembatan Cinyiru hari ini masih belum dibuka karena ada longsor-longsor spot sepanjang jalan. PUPR menurunkan 3 alat berat sementara yaitu excavator dan loader untuk membuka akses jalur itu,” paparnya

Trenggono menjelaskan, sementara untuk pembangunan jalan dan jembatan baru, dibutuhkan anggaran dengan estimasi sebesar Rp 36,75 miliar. Dengan rincian, pembangunan ruas Cipanas-Warung Banten dengan estimasi biaya sebesar Rp 18 miliar, Jembatan Cinyiru sebesar Rp 6,25 miliar dan Jembatan Ciberang sebesar Rp 12,5 miliar.

Sekadar informasi di Provinsi Banten banjir menggenangi sejumlah kecamatan di Provinsi Banten yang tersebar di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Lebak.[sgh]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com