Indopolitika.com – Prabowo Subianto dinilai lebih bersikap seperti pedagang ketimbang negarawan. Ini terlihat dari cara-caranya dalam menyelesaikan kasus-kasus yang terkait pelanggaran HAM. Alih-alih menempuh jalur peradilan, Prabowo malah memilih jalan pemberian kompensasi dalam bentuk materi (uang). “Pedagang itu bicaranya jual-beli. Negarawan mengutamakan adanya keadilan secara hukum,”kata aktivis hukum dan HAM Hilal Ramadhan dari PUSKAMRA (Pusat Kajian Hukum dan HAM Nusantara), di Jakarta, Jum’at, (16/5).
Sebagaimana diberitakan, Prabowo baru-baru ini menawarkan untuk memberikan pembiayaan kepada keluarga korban sebagai upaya membersihkan diri. Tawaran ini secara tegas telah ditolak Maria Katarina Sumarsih, ibunda BR Norma Irawan atau Wawan, yang anaknya tewas dalam kasus Semanggi I.
Menurut Hilal Ramadhan, upaya memberi pembiayaan (nafkah) ini harus dipandang sebagai trik politik alih-alih sebagai bentuk penyesalan dan atau rasa simpati. Ini menunjukkan Prabowo menyadari bahwa pada Pilpres 2009 ini isu HAM menjadi batu sandungannya untuk menjadi presiden RI berikutnya. “Kalau Prabowo peduli dan atau menyesal, hal seperti ini seharusnya dia lakukan sejak dulu,” ucapnya.
Dalam beberapa kasus, kata Hilal Ramadhan, praktik pemberian nafkah bisa efektif membungkam mulut korban. Ia menduga, beberapa aktivis korban penculikan yang kini bergabung di Gerindra diselesaikan dengan cara seperti ini. Tapi, tak selamanya cara ini bisa diterapkan. Terutama jika para korban tidak berpikir seperti halnya Prabowo. “Banyak orang bersikap keadilan tidak bisa ditukar dengan uang,” ingat dia.
Hilal Ramadhan menyatakan, pemberian kompensasi ala Prabowo tidak bisa disamakan dengan mekanisme ala diyat di Arab Saudi. Pasalnya, diyat bisa jadi penyelesaian alternatif hanya untuk kasus-kasus tertentu dan hanya setelah ada keputusan peradilan yang mengikat. Kalau beri kompensasi tanpa didahului keputusan peradilan itu sama saja dengan suap politik. Tujuannya, untuk membungkam. Bahkan,”Sekalian unjuk kedermawanan. Gawat kan,” tandas Hilal. (ind/red)
Tinggalkan Balasan