INDOPOLITIKA.COM – Bulan Ramadan memang menjadi bulan yang istimewa dan penuh keberkahan, terutama di sepuluh malam terakhirnya. Di antara malam-malam terakhir bulan Ramadan tersebut, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan sekaligus menjadi malam diturunkannya Al Quran. Malam tersebut dikenal sebagai malam Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar memiliki keistimewaan malam yang lebih baik dari seribu bulan atau 1000 bulan. Barang siapa yang melakukan ibadah pada malam Lailatul Qadar maka akan mendapatkan pahala yang setara dengan melakukan ibadah selama seribu bulan.
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengatakan, perlu persiapan untuk mencari malam istimewa tersebut.
“Di mana-mana yang namanya mencari itu ya ada persiapannya. Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari. Kalau tidak ada persiapan, namanya menunggu. Bukan mencari,” kata Gus Baha dalam channel YouTube Najwa Shihab itu mengusung tema Bersama Gus Baha, Mencari Lailatul Qadar.
Teks mengenai Lailatul Qadar, kata Gus Baha, telah Rasulullah SAW sabdakan dalam hadis sahih agar kita mencari.
“Bagi seseorang yang meyakini malam Lailatul Qadar datang di atas tanggal 20, jangan menafikan persiapan sejak 1 Ramadan atau bahkan mulai Rajab,” terangnya.
Selain itu, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga perbuatan selama Ramadan. “Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadan. Akan sia-sia pahala itu karena diambil orang yang kita bicarakan,” ungkapnya.
Hukum yang matang
Menurut Gus Baha, perlu perhitungan-perhitungan hukum yang matang. “Apa artinya Ramadan jika memakan riba atau yang haram, kemudian membicarakan orang lain,” tuturnya.
Ulama asal Rembang itu menambahkan, hukum-hukum tentang puasa, selain hukum dasar fikih yaitu tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, juga harus memakai hukum ilmu tasawuf.
“Seperti menjauhi riba, ghibah, dan namimah. Caranya agar bisa husnudzan kepada orang lain adalah melihat semuanya berdasarkan takdir Allah. Kita baik, tapi juga bisa buruk. Nah, yang sekarang buruk bisa jadi suatu saat jadi baik,” jelasnya.
Gus Baha menegaskan, manusia tidak Allah SWT utus untuk meneliti orang lain. Dengan mental demikian, di bulan Ramadan kita lebih fokus mencari ridha Allah SWT dan mendoakan orang mukmin semuanya. “Itu persiapan penting dalam mencari Lailatul Qadar,” tandasnya. [rif]
Tinggalkan Balasan