INDOPOLITIKA – Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 (Serang-Rangkasbitung) sepanjang 26,5 km siap mendukung arus mudik Lebaran 2025. Tol ini dirancang untuk mengurangi waktu perjalanan dari Jabodetabek ke wilayah Banten Tengah dan Selatan yang sebelumnya memakan waktu 3-4 jam, kini bisa ditempuh hanya dalam 1-2 jam.
1. Fasilitas Tol Serang-Rangkasbitung
Untuk meningkatkan kenyamanan pengguna selama arus mudik, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melalui anak perusahaannya, PT Wijaya Karya Serang Panimbang, menyediakan berbagai fasilitas penting, seperti empat unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di lokasi strategis, sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) portable, layanan operasional dan transaksi yang siap 24 jam, serta sepuluh unit kendaraan operasional seperti rescue, ambulance, derek, patroli, dan PJR.
Selain itu, setiap gerbang tol (GT Cikeusal, GT Tunjung Teja, dan GT Rangkasbitung) dilengkapi dengan dua mobile reader untuk transaksi, serta terdapat tiga posko di Exit Tol Rangkasbitung, yaitu posko keamanan yang bekerja sama dengan TNI, posko keselamatan yang bekerja sama dengan Polri, dan posko kesehatan yang bekerja sama dengan PMI.
2. Progres Pembangunan Tol Serang-Panimbang
Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang terdiri dari tiga seksi yang saling terhubung. Seksi 1 Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 km telah beroperasi sejak Desember 2021. Seksi 2 Rangkasbitung-Cileles dengan panjang 24,1 km saat ini masih dalam tahap konstruksi dan direncanakan mulai beroperasi pada Oktober 2025.
Sementara itu, Seksi 3 Cileles-Panimbang sepanjang 33 km terbagi menjadi dua sub-seksi: Seksi 3A Cileles-Bojong sepanjang 17,46 km dan Seksi 3B Bojong-Panimbang sepanjang 15,54 km. Kedua sub-seksi ini diharapkan mulai beroperasi pada September 2025 dan April 2026. Dengan demikian, tol ini diperkirakan akan terhubung sepenuhnya pada kuartal kedua tahun 2026.
3. Dampak Pembangunan Tol Serang-Panimbang
Dalam jangka panjang, pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan biaya logistik di Indonesia. Berdasarkan studi kelayakan ekonomi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR pada 2016, tol ini diproyeksikan dapat mengurangi Biaya Operasional Kendaraan (BOK) hingga 30% dan memangkas waktu tempuh transportasi barang hingga 50%.
Dengan demikian, pengiriman barang dari Jabodetabek ke wilayah Banten Tengah dan Selatan akan menjadi lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya.
“Kami berkomitmen untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas tol yang kami operasikan, sehingga perjalanan mudik masyarakat dapat berlangsung dengan aman, lancar, dan menyenangkan,” kata Direktur Utama Wijaya Karya (Persero) Agung BW. (Rzm)
Tinggalkan Balasan