Oleh:
Tenaga Ahli Kedeputian I Kantor Staf Presiden Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Program Prioritas Nasional
Strategi pembangunan ekonomi suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan grand design pertumbuhan ekonomi yang disasar, dimana pembangunan ekonomi diarahkan agar selalu mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, melalui manajemen strategik yang fokus, timeline yang ketat dan berorientasi pada hasil, guna memastikan pertumbuhan ekonomi memiliki daya ungkit terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat.
Bagi suatu negara, pembangunan ekonomi sejatinya merupakan suatu proses peningkatan pendapatan perkapita maupun pendapatan total suatu negara, dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk dan perubahan fundamental pada struktur ekonomi, daya adaktif terhadap perubahan internal dan eksternal geostrategis dan geoekonomis untuk menaikkan posisi tawar dalam persaingan antar bangsa.
Secara sederhana pendapatan total suatu negara dapat dicermati dari pertumbuhan ekonomi yang dicapai, sebagai suatu ukuran kuantitatif atau proses peningkatan kapasitas produksi, yang diwujudkan dengan peningkatan pendapatan nasional dalam suatu tahun tertentu.
Peningkatan pendapat nasional menjadikan pertumbuhan ekonomi regional menjadi suatu keniscayaan, sebagai salah satu pilihan strategis dalam memformulasikan pembangunan ekonomi regional dan pemenuhan prasyarat yang dibutuhkan, utamanya dalam mengoptimalkan daya saing dan nilai tambah sumber daya pada suatu wilayah, hal inilah yang menjadi fokus kajian ilmu ekonomi regional.
Perkembangan Ilmu ekonomi regional merupakan kritik serta inovasi baru dalam hal menganalisa ekonomi, dengan tujuan melengkapi serta membenahi pemikiran ekonomi tradisional, sebagai jawaban terhadap penyelesaian masalah ekonomi regional, peningkatan daya saing dan nilai tambah yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat setempat.
Pertumbuhan ekonomi regional menjadi faktor determinan dalam Ilmu ekonomi regional yang juga bisa diartikan sebagai ilmu ekonomi wilayah, karena berkaitan dengan suatu wilayah, dan menitikberatkan pada pembahasan tata ruang, space dan spatial serta infrastruktur yang dibutuhkan dalam mengakselerasi bergeraknya ekonomi regional dan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru.
Infrastruktur pacu pertumbuhan ekonomi regional
Bagi Indonesia pembangunan infrastruktur yang masif dan tersebar merata pada berbagai wilayah regional, sangat diperlukan guna memastikan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, baik di jangka menengah maupun jangka panjang. Urgensi percepatan pembangunan infrastruktur ini sangat diperlukan mengingat kondisi infrastruktur Indonesia masih jauh dari kondisi ideal.
Hal ini menjadi sangat relevan bila merujuk pada hasil studi Bank Dunia, Bloomberg dan McKinsey pada 2013, yang menggambarkan kondisi sesungguhnya infrastuktur Indonesia, dimana bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia yang rata-rata memiliki stok infrasruktur sebesar 70% dari PDB, sedangkan Indonesia sangat kontras dengan stok infrastruktur hanya 38% dari PDB atau masuk kategori rendah.
Selain itu, bila dibandingkan dengan masa sebelum krisis ekonomi Asia di ‘1997, jumlah stok infrastruktur Indonesia juga menunjukkan kecenderungan menurun dari 49% dari PDB di tahun 1995 menjadi 38% dari PDB di tahun 2012.
Belum lagi bila kita berbicara tentang ketimpangan infrastuktur Jawa dan luar Jawa, antara Indonesia bagian Barat dan Timur, ketimpangan inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa investasi khususnya manufaktur, lebih banyak berada di Pulau Jawa.
Kondisi infrastruktur tersebut merupakan salah satu isu strategis yang perlu ditangani secara fokus agar dapat memacu pertumbuhan perekonomian Indonesia, rendahnya kuantitas dan kualitas infrastruktur tersebut membuat suplai/produksi perekonomian tidak dapat mengikuti kencangnya pertumbuhan dari sisi permintaan/konsumen, disamping itu juga akan melemahkan daya saing nasional.
Dalam laporan terbaru Global Competitiveness Index 2017 juga menyebutkan masalah utama daya saing Indonesia salah satunya disebabkan belum meratanya sarana infrastruktur, jadi menjadi relevanlah pilihan strategis dengan menjadikan akselerasi infrastruktur sebagai ujung tombak guna memacu pertumbuhan ekonomi regional.
Memacu pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia merupakan pilihan strategis yang tepat dalam memacu bergeraknya pertumbuhan ekonomi regional, hal ini sejalan dengan hasil estimasi yang dilakukan oleh (Prasetyo, 2010).
Terdapat korelasi antara pembangunan infrastruktur di daerah dengan PDRB, yang menunjukan bahwa Infrastruktur panjang jalan memiliki tingkat elastisitas sebesar 0,13 artinya setiap kenaikan panjang jalan sebesar 1% akan meningkatkan output (PDRB) sebesar 0,13%, cateris paribus.
Akselerasi Pembangunan infrastruktur Jalan Tol Sumatera
Akselerasi pembangunan infrastruktur, utamanya jalan tol merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi dalam kerangka pembangunan nasional yang inklusif.
Pembangunan jalan tol tidak hanya bermanfaat semata-mata bagi orang yang memiliki mobil saja, namun lebih jauh dapat meningkatkan konektivitas barang dan jasa, melancarkan distribusi barang, memacu berkembangnya pusat-pusat pertumbuahan ekonomi baru, meningkatkan daya saing produk sehingga harga produk dapat bersaing dengan negara lain.
Langkah strategis Pemerintahan Jokowi dalam pengembangan jalan tol Trans-Sumatera sebagai salah satu mega-proyek yang dapat memaksimalkan konektivitas antar daerah di Sumatera yang pada gilirannya akan membawa pertumbuhan ekonomi regional dengan berkembangnya pusat pertumbuahan ekonomi baru .
Secara fungsional pembangunan jalan tol dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan jasa distribusi produk kegiatan ekonomi dari pusat pengolahan ke pusat pemasaran, jika dilihat secara makro, pembangunan jalan tol diyakini akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dengan menggerakkan roda perekonomian.
Secara tidak langsung, investasi jalan tol akan menimbulkan efek penggandaan (multiplier effect) berupa berkembangnya sektor-sektor lain yang akan mendorong peningkatan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, kualitas sumber daya, penerimaan pemerintah daerah hingga perkembangan wilayah.
Tonggak sejarah sebagai langkah awal telah dilalui
Kita patut bersyukur akselerasi pembangunan tol di luar Jawa akan terus menjadi fokus perhatian di era pemerintahan Presiden Jokowi, sebagai pilihan strategis dalam terus memacu pertumbuhan ekonomi regional, khususnya di luar Jawa sebagai perwujudan pembangunan Indonesia Sentris.
Program strategis nasional dalam mengakselerasi pembangunan Tol Sumatera merupakan pilihan cara yang ditempuh dalam memastikan tumbuhannya pusat-pusat ekonomi baru di sepanjang lintasan Tol Sumatera, mengefesiensikan biaya logistik guna meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
Nilai strategis akselerasi pembangunan Tol Sumatera diyakini akan mampu mendongkrak tumbuhnya perekonomian masyarakat setempat karena akan meningkatkan distribusi barang dan jasa, menumbuhkan kawasan industri, pariwisata, meningkatkan kualitas ekonomi, menarik investor berinvestasi sesuai dengan potensi ekonomi setempat sehingga dapat memperluas lapangan kerja.
Tol Sumatera juga akan mempermudah pengiriman logistik di berbagai daerah, terjadi efesiensi biaya logistik yang dapat meningkatkan daya saing produk lokal, disamping itu, efisiensi kendaraan karena adanya tol Trans Sumatera diperkirakan mencapai Rp 2,23 triliun per tahun, kumulatif manfaat dari permanen impact tol Trans Sumatera diperkirakan bisa mencapai Rp 769,5 triliun.
Untuk itu diperlukan adanya kesatupaduan cara pandang (shared vision) dari seluruh pemangku kepentingan baik, pada pemerintah pusat dan daerah serta kalangan swasta dalam mengoptimalkan dukungan dan langkah konkrit, guna memastikan berkonstribusi positip dalam akselerasi penyelesaian pembangunan Tol Sumatera.
Shared vision sangat diperlukan untuk memastikan proyek ini segera terealisasi dan tuntas sesuai jadwal, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi di daerah Sumatera yang diproyeksikan akan ikut terkerek naik, jalan tol Sumatera akan berkonstribusi dalam menyumbangkan 15% dari total pertumbuhan ekonomi daerah.
Tonggak sejarah pengerjaan jalan tol Sumatera sepanjang 2.048 kilometer, telah kita lalui dan diikuti dengan langkah strategis lanjutan, ditandai dengan groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunannya pada tanggal 30 April 2015, bergeraknya percepatan pembangunan Tol Sumatera terakhir ditandai dengan groundbreaking Jalan Tol Padang – Pekanbaru pada 9 Februari 2018.
Groundbreaking Tol Padang Sumatera menandai langkah strategis lanjutan dengan telah beroprasinya beberapa ruas Trans Sumatera, di antaranya ruas Medan-Binjai Seksi 2 dan 3 (Helvetia -Semayang-Binjai) sepanjang 11 km, ruas Palembang-Indralaya Seksi 1 (Palembang-Pamulutan) sepanjang 8 km; serta ruas Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1 (Segmen SS Pelabuhan Bakauheni-Bakauheni) sepanjang 9 km, dan Paket 2 (Segmen Kotabaru-Lematang) sepanjang 5 km telah telah dibuka secara resmi untuk publik.
Tol Padang Pekanbaru sekaligus menandakan pembangunan jalan tol pertama yang ada di Provinsi Sumatera Barat yang ditargetkan bisa beroperasi di tahun 2023, membentang sepanjang kurang lebih 244 km, total investasi Rp 78,095 Triliun.
Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru akan dilakukan dalam tiga tahap hingga tahun 2023 mendatang. Tahap I menghubungkan Padang-Sicincin sepanjang 28 km, tahap II menghubungkan Bangkinang-Pekanbaru sepanjang 38 km, dan tahap III menghubungkan Sicincin-Bangkinan sepanjang 189 km.
Diproyeksikan setelah pembangunan jalan tol ini tuntas pada tahun 2023, akan sangat bermanfaat dalam jarak tempuh Padang – Pekanbaru yag selama ini 9 jam menjadi hanya 2,5 jam hingga 3 jam. Penurunan waktu tempuh diharapkan dapat meningkatkan daya saing, berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan mengoptimalkan potensi ekonomi dan parawisata seputaran Sumatra Barat dan Riau.
Meskipun capaian pembangunan Tol Sumatera secara kumulatif masih jauh dari target yang ditetapkan, namun kita perlu mengapresiasi capaian pembangunan konstruksinya, meskipun masih jauh dari ideal, namun setidaknya langkah awal telah dimulai dan terlihat nyata hasilnya.
Terbangunnya infrastruktur Tol Sumatera dinyakini akan memberikan dampak pengganda atau multiplier effect pada daerah yang terlewati jalur Tol Sumatera dimaksud, Tol Tans Sumatera diharapkan membangkitkan ekonomi Sumatera terutama dalam hal penyumbang PDB nasional, meskipun jujur diakui bahwa potensi keuntungan (Internal Rate of Return (IRR) masih sangat kecil, namun Tol Sumatera adalah kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi bila kita ingin meningkatkan daya saing ekonomi.
Kita tentunya berharap dengan telah diresmikan grounbreaking Tol Sumatera Ruas Padang – Pekanbaru pada 9 Februari 2019 yang baru lalu, akan dapat terus diikuti dengan langkah konkrit dari berbagai pemangku kepentingan dalam berkonstribusi positip mendukung percepatan penyelesaian pada ruas-ruas jalan tol lainnya, yang membelah Sumatera dari Lampung sampai dengan Aceh sehingga dapat mendukung konektivitas dan integrasi ekonomi nasional.
Untuk itu diharapkan adanya kesungguhan dan fokus dari berbagai pemangku kepentingan pusat dan daerah serta penanggungjawab setiap kegiatan, guna memastikan masalah ditingkat lapangan dapat diatasi segera dengan tenggat waktu yang terukur dan pasti, fokus perlu terus ditingkatkan, utamanya terkait percepatan pembebasan lahan yang menjadi isu utama, langkah-langkah persuasif dan dialog dengan warga terdampak perlu terus dikedepankan.
Langkah terobosan dan inovasi lanjutan seyogyanya dapat terus dikembangkan guna memastikan percepatan pembebasan lahan, penyelesaian mekanisme konsinyasi, demikian pula dengan percepatan pengadaaan tanah yang terdapat utilitas, seperti pipa gas, tower lisrik, dan kabel listrik, sikap saling menunggu dan ego sektoral harus dapat dihilangkan, perlu mengutamakan berpikir strategis dan mengedepankan kepentingan yang lebih besar akan manfaat percepatan pembangun Tol Sumatera.
Kita tentunya berharap berbagai permasalahan di tingkat operasional lapangan yang berpotensi menghambat akselerasi Pembangunan Tol Sumatera dapat terus dieliminir dengan menerapkan pengendalian dan pengawasan yang ketat khususnya pada tataran implementasi, guna memastikan percepatan dan langkah mitigasi jangka pendek dapat secara diambil bila ditemukan hambatan di tingkat lapangan.
Pada akhirnya kita berharap agar akselerasi pembangunan Tol Sumatera dapat mempercepat integrasi ekonomi dan konektivitas nasional yang akan menurunkan biaya logistik, menumbuhkan pusat-pusat indusri dan ekonomi baru, sekaligus meningkatkan daya saing regional Sumatera sehingga mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi regional sebagai perwujudan pembangunan inklusif. Semoga.