Transformasi BUMN sebagai Penopang Perekonomian dan Instrumen Pelayanan Rakyat

Gambar Gravatar

INDOPOLITIKA.COM -Sejak dilantik sebagai Menteri BUMN pada Oktober 2019 lalu, kini telah 2,5 tahun Erick Thohir menjabat. Latar belakangnya sebagai pengusaha yang telah berkecimpung di berbagai bidang bisnis membuat dirinya dipercaya Presiden Joko Widodo untuk mengurus ratusan Badan Usaha
yang dimiliki oleh Negara.

Berbagai macam kebijakan transformasi bisnis yang telah dilakukan memberikan perubahan
positif bagi pertumbuhan bisnis BUMN ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari BUMN yang
mengalami perubahan signifikan dan memberikan prospek bisnis lebih baik bagi perusahaan.

Seperti PT Sarinah misalnya, renovasi yang dilakukan tidak hanya memberikan perubahan
tampilan yang jauh lebih menarik, namun transfomasi core business yang dilakukan menjadikan Sarinah sebagai simbol pengembangan UMKM Indonesia. Yang semakin menegasikan bahwa
Jargon Sarinah sebagai “Window of Indonesia” layak untuk disematkan.

Transformasi bisnis pada BUMN lainnya juga dilakukan tidak tanggung. Rencana Erick Thohir untuk melakukan konsolidasi BUMN yang tadinya begitu “gemuk” juga berhasil dilakukan hingga kini BUMN terkonsolidasi ke dalam 41 entitas perusahaan BUMN. Konsolidasi ini memberikan kontribusi besar pada terwujudnya penerimaan fiskal negara yang lebih baik dari sebelumnya. Selain aspek fiskal, konsolidasi juga memperbesar peluang perusahaan BUMN untuk menciptakan nilai tambah yang didukung oleh volume nilai perusahaan yang semakin
besar.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menjadi salah satu bentuk konsolidasi yang dilakukan oleh Erick Thohir. Ia menggabungkan (merger) PT Pelindo I, II, III, dan IV menjadi satu entitas yang besar dan terkoordinasi. Kebijakan merger ini membuka peluang yang lebih besar bagi Pelindo untuk meningkatkan skala bisnis yang mampu bersaing dengan perusahaan internasional di bidang Pelabuhan. Benar saja, market value Pelindo pun meningkat menjadi perusahaan terbesar ke-8 dalam bidang terminal peti kemas dan menghasilkan total through put peti kemas sebesar 17 juta Teus.

Terlepas dari itu, sebagai BUMN yang juga berperan pada pelayanan publik, kontribusi
terpenting adalah memberikan dampak kepada masyarakat untuk mendapatkan standarisasi
pelayanan yang terbaik serta terbukanya lapangan kerja baru dengan mengikuti perluasan bisnis. Dampak ini langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Salah satunya pada momen mudik lebaran 2022 yang diakui oleh berbagai pihak sebagai mudik terlancar berkat perusahaan BUMN sebagai pelayan publik dapat berkoordinasi secara baik untuk menutup kendala yang mungkin terjadi di lapangan saat mudik.

Sebagai salah satu instrumen penting yang dimiliki negara, BUMN juga berperan penting dalam menopang perekonomian dan pendapatan keuangan negara. Jika diibaratkan pendapatan negara dari pajak sebagai kantung kanan, maka pendapatan yang berasal dari BUMN dapat dianggap sebagai kantung kiri sumber fiskal negara. Pada tahun 2021, BUMN berhasil mencetak laba sebesar Rp 126 triliun meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 13 triliun. Kinerja keuangan BUMN yang baik ini, berdampak positif pada setoran BUMN kepada negara berupa pajak, deviden, dan pendapatan negara bukan pajak lainnya. Alhasil, Rp 371 triliun disetorkan BUMN kepada negara sepanjang tahun 2021.

Transformasi bisnis BUMN ala Erick Thohir menjadi bukti keberhasilan bahwa strategi
manajemen perusahaan negara yang terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik akan memberikan dampak yang baik, tidak hanya bagi pengembangan bisnis usaha namun juga pada pemenuhan pelayanan publik yang terstandarisasi. BUMN ditargetkan kembali kepada tujuan dasar dibentuknya BUMN yang bukan hanya menjadi punggung negara dalam menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun juga menjadi instrumen negara dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat.
Penulisdianggap sebagai kantung kiri sumber fiskal negara. Pada tahun 2021, BUMN berhasil mencetak laba sebesar Rp 126 triliun meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 13 triliun. Kinerja keuangan BUMN yang baik ini, berdampak positif pada setoran BUMN kepada negara berupa pajak, deviden, dan pendapatan negara bukan pajak lainnya. Alhasil, Rp 371 triliun disetorkan BUMN kepada negara sepanjang tahun 2021.

Transformasi bisnis BUMN ala Erick Thohir menjadi bukti keberhasilan bahwa strategi
manajemen perusahaan negara yang terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik akan memberikan dampak yang baik, tidak hanya bagi pengembangan bisnis usaha namun juga pada pemenuhan pelayanan publik yang terstandarisasi. BUMN ditargetkan kembali kepada tujuan dasar dibentuknya BUMN yang bukan hanya menjadi punggung negara dalam menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun juga menjadi instrumen negara dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat.

Oleh: Amir Faisal
Pegiat Bisnis & Pemerhati BUMN

Bagikan:

Ikuti berita menarik Indopolitika.com di Google News


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *