INDOPOLITIKA.COM- Presiden AS Donald Trump hingga kini tidak merasa bersalah terkait operasi militer hingga menewaskan jenderal Iran, Qasem Soleimani.

Bagi dia tewasnya jenderal Qasem Soleimani adalah ‘keadilan Amerika’. Sebaliknya dia menuduh Qasem Soleimani merencanakan “serangan besar” terhadap AS di Timur Tengah.

“Pekan lalu, AS sekali lagi mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan nyawa, dan membawa keadilan Amerika,” ucap Trump dalam kampanye politiknya di Ohio, dilansir Sky News Jumat (10/1/2020).

Trump mengatakan, Qasem Soleimani sudah lama merencanakan serangan terhadap kedutaan AS di Timur Tengah. “Namun kami menghentikannya. Kami menghentikannya secara cepat. Kami menghentikannya dengan tangan dingin,” klaim Trump.

Dari atas podium itu Trump memanfaatkan kesempatan untuk mengejek Ketua DPR AS Nancy Pelosi, serta politisi senior Demokrat Adam Schiff. Presiden dari Partai Republik tersebut menyebut Pelosi dan Schiff menentang pembunuhan komandan Pasukan Quds itu.

Trump mengklaim dia mendapat informasi tentang keberadaan Soleimani, dan menyatakan tidak menghubungi Pelosi.”Kami tak punya waktu menghubungi Pelosi, yang tentunya akan membocorkannya kepada teman mereka di media korup,” ejeknya.

Kematian Qasem Soleimani membuat publik Iran marah. Pasalnya, dia dikenal sebagai petinggi militer berpengaruh. Baik Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, hingga milisi Hezbollah di Lebanon telah menyerukan balas dendam.

Puncaknya adalah pada Rabu kemarin (08/01/2020), Iran melalui Divisi Dirgantara Garda Revolusi mengklaim menyerang pangkalan pasukan AS.

Pangkalan milik koalisi internasional di Ain al-Assad dan Irbil dihantam dengan 22 rudal pada Rabu dini hari waktu setempat. Garda Revolusi menyatakan, mereka menamai operasi tersebut “martir Soleimani”, dan merupakan pembalasan atas kematian sang jenderal Iran.

Ketakutan bahwa konflik tersebut bereskalasi hingga memunculkan perang berembus. Dunia pun menyerukan agar kedua negara menahan diri. Trump kemudian merespons dalam konferensi pers bahwa dia tidak akan menggelar serangan balasan.

Nampaknya berusaha menarik diri dari perang. Sebagai gantinya, dia menyatakan bakal menjatuhkan sanksi terhadap Teheran, dan berjanji tidak akan membiarkan Iran mempunyai senjata nuklir.[sgh]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com