INDOPOLITIKA.COM – Wacana kontestasi Pemilu 2024 kian memanas. Sejumlah nama pun mulai digadang-gadang menuju gelanggang. Namun sebelum pelaksanaanya, akan ada jalan panjang pemenangan nantinya.
Dalam pengamatan Prof Komaruddin Hidayat, betapa beratnya langkah-langkah yang mesti dilalui untuk menjadi Presiden. Misalnya, kata dia, harus memperoleh dukungan partai minimal terkumpul 20 persen kursi di DPR.
“Siapapun yang jadi Presiden, kekuatan dan kepentingan Partai nantinya pasti membayangi kebijakan Presiden. Bahkan ada ungkapan jadi “petugas partai” atau “hutang budi dan modal pada partai”,” tulis Prof Komaruddin seperti dikutip indopolitika.com, dari laman facebooknya, Rabu (9/11/2022).
Tidak hanya itu, persaingan antar calon menjadi seru, atau dibuat seru oleh para sponsornya, sehingga sangat mungkin terjadi jegal-menjegal yang dilakukan “sponsor”.
“Atau bahkan berusaha “saling bunuh” agar jagonya dapat kartu merah layaknya bermain bola. Di sini buzzer politik asyik menggoreng issue,” sebutnya.
Selain hal-hal itu, rakyat dan para pendukung saling puji jagonya dan mencaci lawannya. Mereka tak peduli lagi dengan etika dan kepantasan sosial.
“Fitnah bertebaran,” imbuhnya.
Hal lain yang jadi pengamatan Prof Komaruddin, ongkos proses pencalonan dan kampanye pasti mahal sekali. Belum lagi nanti mengawal perhitungan suara.
“Entah berapa triliun mesti disiapkan untuk meloloskan jagonya. Dari mana uang sebanyak itu diperoleh?,” tutupnya. [Red]