INDOPOLITIKAUkraina mengatakan Rusia meluncurkan lebih dari 500 UAV dan 11 rudal dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengklaim telah mencegat 478 pesawat dan dua rudal Iskander-K.

Komando Angkatan Udara Ukraina mengumumkan bahwa Rusia menyerang negara itu pada Jumat (4/7/2025) dini hari ini dengan rudal hipersonik Kinzhal, 6 rudal balistik Iskander-M, 4 rudal jelajah Iskander-K, bersama dengan 539 kendaraan udara tak berawak (UAV) bunuh diri Geran-2 dan pesawat umpan.

“Target utama serangan itu adalah ibu kota Kiev. Unit pertahanan udara Ukraina menembak jatuh dua rudal Iskander-K dan 270 pesawat nirawak bunuh diri, sementara 208 pesawat hancur karena tindakan penanggulangan elektronik,” kata badan tersebut dikutip dari AFP.

Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkannya sebagai salah satu serangan terbesar Rusia terhadap Ukraina. Ia meminta semua pihak untuk “memberikan tekanan, sanksi, dan pukulan lain terhadap ekonomi Rusia, pendapatannya, dan infrastrukturnya”.

Kolonel Yuri Ignat, sekretaris pers Komando Angkatan Udara Ukraina, mengonfirmasi bahwa ini adalah serangan yang memecahkan rekor.

“Ini adalah jumlah senjata terbesar yang diluncurkan musuh dalam satu serangan sejak dimulainya permusuhan,” katanya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada hari yang sama bahwa mereka telah melakukan serangan terkoordinasi berskala besar menggunakan senjata luncur darat jarak jauh berpresisi tinggi, rudal hipersonik Kinzhal, dan UAV sebagai tanggapan atas “tindakan ofensif Ukraina”.

“Targetnya adalah perusahaan yang terlibat dalam pengembangan dan pembuatan UAV dan sistem tanpa awak, serta serangkaian senjata di Kiev, infrastruktur bandara militer, dan kilang minyak. Operasi tersebut menyelesaikan tugas yang ditetapkan, semua target yang ditentukan berhasil dihantam,” kata badan tersebut.

Wali Kota Kiev Vitaly Klitschko mengatakan sedikitnya 23 orang terluka dan enam dari 10 distrik di kota itu mengalami kerusakan, seraya menambahkan bahwa puing-puing dari pesawat nirawak itu jatuh di sebuah fasilitas medis di distrik Holosiivsky dan memicu kebakaran.

Perusahaan Kereta Api Ukraina, perusahaan transportasi terbesar di negara itu, mengatakan serangan itu merusak infrastruktur rel kereta api di Kiev, sehingga beberapa kereta terpaksa dialihkan.

Para ahli mengatakan Ukraina menghadapi risiko kehabisan rudal dan tidak mampu menghadapi serangan Rusia setelah AS memutuskan untuk berhenti memberikan bantuan.

Sementara itu, Rusia baru-baru ini terus meningkatkan jumlah rudal dan UAV dalam serangannya, yang bertujuan untuk mengganggu dan membebani pertahanan udara Ukraina. (Red)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com