Jakarta – Inisiatif Kapolri menggelar kampanye anti hoaks di berbagai tempat di Indonesia dengan melibatkan para ulama dan kalangan pesantren mendapat apresiasi mendalam dan dukungan penuh dari ulama perempuan, para ustadzah dan nyai pondok pesantren. Gerakan kapolri ini bukan hanya menjadi media silaturahim yang merekatkan hubungan kepolisian dengan ummat Islam tetapi sekaligus menjadi sarana pendidikan politik penting bagi kedewasaan bersikap dalam menghadapi tantangan kehidupan era teknologi informasi.

Ustadzah Mardiyatul Muflihah dari Pesantren Sinar Islam Jawa Barat menyampaikan kekagumannya pada gerakan kampanye anti hoaks yang digelar kapolri. Menurutnya kabar bohong yang menyebar kemudian dipercaya akan sangat berbahaya bagi kehidupan publik maupun domestik. Hoaks adalah kebohongan yang dikabarkan secara sistematis bahkan bisa jadi sengaja diproduksi untuk tujuan pecah belah. “Jadi memerangi hoaks itu berbobot ibadah. Menjauhi fitnah, meninggalkan ghibah adalah bagian dari gerakan anti-hoaks. Kita apresiasi dan dukung langkah Pak Tito ini,” ujarnya kepada wartawan saat dimintai komentarnya, Senin (26/3).

Sementara itu, Dr. KH. Heri Eriana menyatakan, perang melawan hoaks adalah gerakan mulia. Sesungguhnya sudah merupakan tugas melekat para ulama. Jika kini pihak kepolisian begitu gencar mengkampanyekan gerakan anti-hoaks maka seharusnya para ulama mendukung. “Tanpa dilibatkan secara resmi pun seharusnya gerakan ini didukung ulama. Apalagi ini ulama dilibatkan oleh Pak Tito Karnavian. Jadi memang tidak bisa tidak, ulama harus ambil bagian dalam perang melawan hoaks ini,” demikian ulama sekaligus intelektual dari Bengkulu berkomentar.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam beberapa bulan terakhir memang gencar menggerakkan kampanye anti-hoaks. Gerakan ini mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat, khususnya para kyai, santri dan kini ulama perempuan. Dukungan dari publik ini dengan sendirinya menjadi perekat hubungan polisi dengan rakyat dan khususnya ummat Islam. Pernyataan Kapolri bahwa ummat Islam Indonesia jangan sampai terpecah gara-gara hoaks bisa dimengerti banyak pihak, apalagi Kapolri mencontohkan terpecahnya beberapa negara Islam di Timteng karena tak bisa bersatu. Hoaks dapat memecah belah dan sangat mungkin membawa negara pada keributan dan perpecahan yang tidak perlu.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com