INDOPOLITIKA.COM – Jagat perpolitikan Banten sempat heboh dengan munculnya informasi kredibel terkait akan majunya mantan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy di Pilkada Kabupaten Serang.

Muncul banyak spekulasi dan pendapat terkait langkah politik itu, yang paling menonjol dan menjadi perbincangan seolah dengan maju sebagai calon kepala daerah kabupaten, grade Andika Hazrumy yang sebelumnya menempati posisi wakil gubernur menjadi turun.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari LSPI Rachmayanti Kusumaningtyas menilai majunya seseorang di pilkada pertama-tama tidak diukur dari tinggi atau rendahnya level posisi yang diperebutkan namun dari kemampuan figur, penerimaan pemilih, kemudian popularitas dan elektabilitas.

Tidak sedikit anggota parlemen tingkat pusat ikut turun kontestasi di tingkat kabupaten kota. Bahkan mantan menteri ada yang ikut pilkada kota.

“Nah dalam konteks majunya Andika Hazrumy di Pilkada Kabupaten Serang, justru yang harus dilihat pertama-tama adalah pada kemampuannya dan penerimaan masyarakat. Apakah dianggap mampu dan dapat diterima atau malah diminta maju oleh masyarakat di daerah situ. Kemudian tentu berikutnya adalah soal apakah dia populer dan tinggi elektabilitasnya,” ujarnya saat dikontak media, Sabtu (30/7).

Rahmayanti menambahkan, majunya seorang figur di pilkada harus sangat mempertimbangkan potensi menang dan risiko kalah. Apalagi sekarang ini pilkada digelar serentak bersamaan waktunya di semua level.

Figur yang mau maju benar-benar harus menghitung, membuat kalkulasi dan aproksimasi yang matang. Jika menurut kalkulator pemenangan, maju di pilkada kabupaten potensi menangnya tinggi, maka sebaiknya ikut dalam kontestasi.

Demikian juga jika kalkulasi menunjukan maju di pilkada provinsi akan menang, sebaiknya ikut.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com