INDOPOLITIKA.COM – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan memeriksa PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) dan Indosiar besok, Kamis (13/10).

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut pemeriksaan itu dilakukan guna mendalami tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang pada 1 Oktober lalu.

“Kami agendakan itu juga, melakukan permintaan keterangan terhadap Direktur PT LIB, Direktur Utama Indosiar sebagai broadcasternya, ahli hukum olahraga, dan PSSI, kami rencanakan besok,” kata Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat pada Rabu (12/10).

Anam berharap semua pihak yang diundangnya dapat hadir dan bisa dimintai keterangan untuk membuat terangnya peristiwa Kanjuruhan.

“Apa yang kami lakukan dalam konteks hari ini untuk korban dan untuk perbaikan sepak bola kita, sehingga tidak boleh lagi ada korban-korban berikutnya, ini soal tata kelola sepak bola, soal tata kelola keamanan, dan soal perlindungan hak asasi manusia,” ujarnya.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan bahwa permintaan keterangan tersebut krusial. Dengan begitu, Komnas HAM juga bisa lebih cepat menuntaskan pemenatauan dan penyelidikan.

“Ketika mereka memenuhi undangan Komnas HAM, kami akan secepat mungkin menyelesaikan laporannya,” ucap dia.

“Jadi kalau mereka kemudian menunda-nunda itu juga membuat laporan Komnas HAM akan tertunda,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kapolres Malang yang saat itu diduduki Ferli Hidayat sempat meminta perubahan jadwal pertandingan Arema Vs Persebaya karena alasan keamanan. Namun, PT LIB menolak permintaan tersebut dan berkukuh menyelenggarakan pertandingan pukul 20.00 WIB.

Usai pertandingan itu selesai, terjadi tragedi Kanjuruhan. Tragedi bermula saat polisi menambakan gas air kepada para penonton sepak bola. Polisi mengklaim gas air mata itu ditembakan untuk melerai kerusuhan di para pendukung Arema yang kecewa dan turun ke lapangan untuk menemui tim dan ofisial.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada para suporter di lapangan, tetapi juga terhadap penonton di tribun sehingga membuat massa panik. Penonton pun berlarian dan berdesak-desakan menuju pintu keluar.

Banyak di antaranya yang sesak nafas dan terinjak-injak. Setidaknya lebih dari 132 orang dilaporkan tewas dengan ratusan lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut.(red)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com