INDOPOLITIKA.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa pertempuran telah memasuki “fase baru” setelah pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap komandan militernya, Fuad Shukr, dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.  

Dalam pidato yang disiarkan pada pemakaman Fouad Shukr pada hari Kamis, pemimpin Hizbullah tersebut mengatakan bahwa Israel telah “melewati batas” dalam pembunuhan tersebut dan bahwa Israel harus menghadapi kemarahan dan pembalasan dendam dari semua pihak yang mendukung Gaza. 

Nasrallah mengatakan ia telah memerintahkan pasukan Hizbullah di Lebanon selatan untuk menghentikan operasi pada hari Rabu dan Kamis, namun akan dilanjutkan dengan intensitas yang lebih tinggi pada hari Jumat.  

Sejumlah negara telah meminta Hizbullah untuk melakukan pembalasan dengan cara yang “dapat diterima” atau tidak sama sekali.  

Namun, ia mengatakan bahwa “mustahil” bagi kelompok tersebut untuk tidak merespons.  

“Tidak ada diskusi mengenai hal ini. Satu-satunya hal yang ada di antara kami dan Anda adalah siang, malam, dan medan perang,” tambah Nasrallah dalam pidatonya di hadapan Israel.  

“Saya tidak mengatakan bahwa kami memiliki hak untuk merespons pada waktu dan tempat yang tepat,” ujar Nasrallah.  

“Sama sekali tidak. Kami akan menanggapinya. Itu sudah final.” 

Nasrallah menegaskan bahwa Hizbullah tidak berada di balik serangan roket hari Sabtu ke kota Druze, Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan, yang menewaskan 12 anak-anak. 

Ia mengatakan bahwa Hizbullah pasti akan mengakuinya jika mereka melakukan kesalahan dan menewaskan warga sipil, dan menyatakan bahwa mungkin saja pencegat Israel yang menghantam Majdal Shams.  

Israel, katanya, sengaja melakukan serangan roket tersebut untuk mencari-cari alasan atas pembunuhan para komandan perlawanan. 

“Motif di balik serangan roket Majdal al-Shams adalah untuk mengadu domba komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dengan Muslim Syiah setempat. Hizbullah akan mengakui tanggung jawabnya jika melakukanya.  

Nasrallah menyatakan bahwa pihak berwenang Israel bergegas menimpakan kesalahan atas serangan Majdal Shams kepada Hizbullah segera setelah mereka mengetahui bahwa sebagian besar korban tewas adalah anak-anak.  

“Kami memiliki banyak bukti yang menunjukkan bahwa rudal-rudal yang diluncurkan oleh sistem Israel sering kali menghantam kota Acre dan daerah-daerah lain di wilayah-wilayah yang diduduki,” katanya.

Kepala Hizbullah mengecam serangan di Beirut yang menewaskan Shukr sebagai “tindakan agresi dan bukan sekadar pembunuhan.” Dia menekankan bahwa pembunuhan Shukr akan meningkatkan tekad, tekad, dan tekad Hizbullah. 

“Kami membayar harga atas dukungan kami terhadap Gaza dan perjuangan Palestina. Ini bukan sesuatu yang baru dan kami menerima harga tersebut,” katanya.  

Nasrallah juga menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam setelah pembunuhan kepala biro politik gerakan perlawanan Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. 

“Iran menganggap bahwa kedaulatan, citra, dan kehormatannya telah dilanggar, karena Haniyeh adalah tamunya. Saya katakan kepada orang-orang Israel bahwa mereka dapat tertawa sedikit sekarang karena mereka akan banyak menangis nanti,” katanya.  

“Apakah mereka membayangkan bahwa mereka dapat membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan masih mengharapkan Iran untuk berpangku tangan?” ujar pemimpin Hizbullah itu. [Red] 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com