INDOPOLITIKA.COM – Empat pasangan calon gubernur-wakil gubernur akan bersaing memperebutkan simpatik masyarakat pada Pilkada akhir tahun ini.  

Keempat paslon tersebut yakni Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja. 

Dedi-Erwan menjadi pasangan paling gemuk dengan didukung koalisi Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PSI, serta sembilan partai nonparlemen yaitu Hanura, Gelora, Garuda, PKN, Buruh, Prima, Perindo, PBB, dan Partai Ummat.  

Sementara, Syaikhu-Ilham didukung PKS, NasDem dan PPP. Kemudian pasangan Acep-Gita diusung secara tunggal oleh PKB, serta pasangan Jeje-Ronal yang diusung PDI Perjuangan. 

Survei Indikator Politik Indonesia  

Mendekati hari pencoblosan, lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil riset terbaru, terkait pasangan yang unggul dan berpotensi memenangkan Pilgub Jabar.  

Dari keempat pasangan itu menurut survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan berada pada posisi teratas dibandingkan pasangan calon (paslon) lainnya. 

Dedi-Erwan unggul jauh dengan raihan angka 77,81% atas elektabilitas paslon lain. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan, dari keempat paslon, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan 77,81 %, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie 10,98 % hampir 11 %.  

Nama yang lain berimbang antara Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, 2,24 %. 

Burhanuddin menjelaskan, survei ini dilaksanakan pada 2-8 September 2024 dengan melibatkan 1.200 warga Jawa Barat yang telah memiliki hak pilih sebagai responden. 

Sampel berasal dari seluruh kota di Jawa Barat yang terdistribusi secara proporsional. 

Pemilihan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode simple random sampling, toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. 

Burhanuddin mengatakan angka elektabilitas tersebut bisa saja berubah dalam waktu 2,5 bulan menuju pencoblosan Pilkada Serentak, 27 November 2024.  

Hanya saja, perubahan tersebut sangat kecil dan tidak signifikan. Hal tersebut karena perbedaan situasi politik sebagaimana terjadi pada Pilkada Jawa Barat 2018 lalu saat pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu bisa memberikan kejutan. 

“Ada perbedaan cukup tajam Pilkada 2018 dengan sekarang. Pertama, Jawa barat adalah basis Prabowo Subianto, 3 kali pemilu presiden terakhir Prabowo Subianto menang telak di Jawa Barat. 2018, Prabowo Subianto mendukung pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. Sementara 2024, Pak Prabowo mendukung Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan,” jelas Burhanuddin Kamis (12/9/2024). 

Dia mengatakan, hal penting karena ada kesesuaian antara basis Prabowo dengan pasangan calon yang didukung sekarang, yakni Dedi Mulyadi yang merupakan petinggi Gerindra. Situasi tersebut, menurut dia berbeda dengan yang dialami Ahmad Syaikhu karena harus berhadapan dengan paslon yang didukung oleh Prabowo dan Joko Widodo. [Red] 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com