INDOPOLITIKA – Rumah seorang guru ngaji bernama Abun di Kampung Pasirjengkol, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten, dalam keadaan hampir roboh.  

Abun, yang kini berusia 63 tahun, telah menempati rumah tersebut selama lebih dari 30 tahun. Sejak tahun 2016, rumahnya yang termasuk kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.  

Abun menjelaskan bahwa dua hari yang lalu atap rumahnya ambruk karena kondisinya yang sudah sangat lapuk, dan hingga kini belum ada perbaikan akibat keterbatasan biaya.   

“Atap rumah saya ambruk dua hari yang lalu, karena bangunan sudah tua, dan sampai sekarang belum diperbaiki,” ujarnya pada Kamis, 12 September 2024.  

Konstruksi bagian atas rumahnya telah banyak yang rusak, sehingga ia terpaksa memasang tiang penyangga dari bambu untuk mencegah ambruk, terutama karena rumah tersebut digunakan untuk mengajar anak-anak setiap malam.  

Abun menyebutkan bahwa pihak RT setempat telah berusaha mengajukan permohonan perbaikan rumahnya kepada pemerintah desa, bahkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) juga sering diminta, tetapi hingga kini belum ada respons atau bantuan yang diterima.  

Ketika ditanya tentang bantuan sosial lainnya seperti PKH, BPNT, atau BLT, Abun mengaku hanya menerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan insentif sebagai guru ngaji.   

“Saya hanya mendapatkan PKH dan insentif guru ngaji, sementara untuk bantuan perbaikan rumah, belum pernah ada meskipun sudah sering diajukan,” tuturnya.  

Ia merasa tidak mampu memperbaiki rumahnya sendiri karena keterbatasan biaya, mengingat penghasilannya sebagai guru ngaji dan pekerja serabutan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Abun juga merawat tiga anak yatim dan berharap ada perhatian dari pemerintah untuk perbaikan rumahnya.  

Ketua RT 19 Kampung Pasirjengkol, Ismail, mengonfirmasi bahwa rumah Abun berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ia telah mengajukan permohonan perbaikan kepada pemerintah sejak tahun 2016, namun hingga saat ini tidak ada tindak lanjut.  

Ismail menambahkan bahwa rumah Abun juga digunakan untuk mengajar mengaji anak-anak di malam hari dan untuk merawat beberapa anak yatim. Dia berharap pemerintah segera memberikan bantuan perbaikan untuk rumah yang tidak layak huni ini.   

“Kami berharap pemerintah dapat segera menurunkan bantuan untuk perbaikan rumah Pak Abun, karena beliau adalah guru ngaji dan juga merawat anak yatim,” ujarnya. [Red]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com