INDOPOLITIKA – Kasus dugaan asusila yang terjadi antara guru dan murid di Gorontalo masih hangat dibicarakan masyarakat. Apalagi video keduanya terlanjur menyebar luas di media sosial.  

Kasus itu kini sudah ditangani pihak kepolisian. Oknum guru berinisial DH, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara si murid berinisial PPT yang lama menghilang, akhirnya muncul ke publik. 

Kemunculan PPT untuk menjelaskan bagaimana awal mula kasus ini terjadi. Melalui akun media sosialnya, PPT mengungkapkan kegelisahan dan ketakutannya mengenai penderitaan yang sudah ia alami selama 2 tahun silam.  

PPT juga mengungkapkan ketakutan dan kegelisahannya, terjebak antara melapor atau membiarkan, meski harus hidup dalam penderitaan.   

“Saat itu, saya bingung, tidak tahu kepada siapa harus bercerita. Orangtua sudah tiada, dan bercerita kepada teman pun saya takut akan dipandang hina. Untuk melapor, saya merasa takut karena untuk bisa masuk sekolah saja saya berjuang sendirian dengan susah payah,” jelas PPT dalam unggahanya di media sosial.  

“Dalam pikiran saya saat itu, jika saya melapor, saya khawatir tidak ada yang percaya karena saya tidak punya bukti apa pun. Saya takut dikeluarkan dari sekolah (seperti halnya orang-orang yang punya uang dan kuasa yang selalu menang). Jika saya dikeluarkan, saya tidak punya harapan lagi, dan cita-cita saya akan pupus. Walaupun hati saya sangat sakit, kecewa, dan marah bercampur jadi satu,” tulisnya.  

Seolah tidak punya pilihan lain, PPT akhirnya membiarkan pelecehan tersebut terjadi selama dua tahun terakhir, meskipun ia mengaku sangat menolak pada awal kejadian. 

“Lama kelamaan, saya mulai disetubuhi. Awalnya, saya sangat menolak. Namun, karena dia mengancam akan mengeluarkan saya dari sekolah, saya terpaksa mengikuti. Mengapa saya tidak punya pacar? Karena saya takut untuk berpacaran, saya merasa kasihan terhadap laki-laki yang menjadi pacar saya jika dia tahu tentang apa yang terjadi pada saya. Saya sadar diri bahwa saya benar-benar sendirian, serba kekurangan, dan ditambah dengan pelecehan yang terjadi pada saya,” jelasnya. 

Meski demikian, PPT  mengungkapkan rasa syukur karena penderitaannya sebagai budak seks sang guru berakhir setelah video tersebut menjadi viral.  

“Saya sangat bersyukur meskipun merasa malu atas video yang beredar. Saya tidak akan melarang atau menyuruh orang untuk berhenti menyebarkannya, karena itu adalah keinginan dan niat masing-masing, yang akan ditanggung sendiri di hadapan Allah. Saya bersyukur kepada Allah karena saya tidak lagi menjadi budak seks, meskipun mungkin saya akan dikucilkan oleh orang-orang yang tidak tahu keadaan saya yang sebenarnya,” ungkapnya. 

“Jika pandangan kalian tentang saya di video itu salah, saya sangat memohon maaf. Tolong jangan menilai saya hanya dari 5 menit di video itu dan berpikir saya menikmatinya atau yang lainnya. Karena ada banyak hari, bahkan bertahun-tahun, yang saya lalui dengan penderitaan. Untuk dosa jariyah, saya sudah siap menanggungnya, karena hanya Allah yang tahu bagaimana keadaan saya saat itu,” tuturnya dengan pasrah.  

Di akhir tulisannya, PPT meminta maaf jika ada banyak pertanyaan yang belum ia jawab.  

“Mohon maaf jika banyak pesan yang tidak saya balas, karena sejujurnya saya sedang benar-benar hancur. Terima kasih kepada semua yang telah memberi saya semangat, sehingga saya tetap bisa hidup dan tersenyum walaupun berat. Mengenai akun palsu atau asli, terserah kalian, saya tidak akan melarang karena itu adalah penilaian masing-masing,” pungkasnya. [Nbl] 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com