INDOPOLITIKATimnas Indonesia akan kembali bersua Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga ini akan dimainkan di Bahrain National Stadium, Kamis (10/10/2024) malam WIB. 

Laga Bahrain vs Indonesia akan dilangsungkan di Bahrain National Stadium. Stadion ini menyimpan memori kelam bagi Timnas Indonesia. 12 tahun yang lalu, tepatnya 12 Februari 2012 di ajang kualifikasi Piala Dunia 2014, Timnas Indonesia kalah telak 10-0.  

Kala itu Sepak bola Indonesia tengah dirundung duka akibat dualisme kompetisi. Hasilnya, Timnas Indonesia yang dilatih Aji Santoso tak diperkuat komposisi terbaiknya. 

Kala itu, Aji Santoso mempercayakan starting eleven kepada Syamsidar, Rendy Irawan, Muhamad Taufik, Irfan Bachdim, Aditia Putra Dewa, Gunawan Dwi Cahyo, Hengky Ardiles, Diego Michels, Ferdinan Sinaga, Selamet Nur Cahyo, dan Abdul Rahman. 

Kini, 12 tahun berlalu, Timnas Indonesia akan kembali ke Bahrain National Stadium. Tentunya, Timnas Indonesia 12 tahun lalu dengan yang sekarang ini, berbeda jauh. 

Akankah anak asuh Shin Tae Young yang diisi sederet pemain bintang mencuri poin di kandang Bahrain. Ataukah memori kelam 12 tahun lalu terulang lagi? 

Jawabanya akan ditentukan dalam waktu 2×45 pada 10 Oktober mendatang. 

Sejarah Pertemuan Bahrain vs Indonesia  

Dikutip dari wikipedia, 12 tahun silam, tepatnya pada 29 Februari 2012, tim nasional sepak bola Bahrain dan Indonesia saling berhadapan dalam pertandingan kualifikasi untuk Piala Dunia FIFA 2014. 

Pertandingan itu dimainkan di Stadion Nasional Bahrain di RiffaBahrain. Setelah pertandingan ini selesai, FIFA melakukan penyelidikan terhadap hasil pertandingan yang dianggap tidak biasa. 

Sebelum pertandingan ini Bahrain harus mencetak sembilan gol untuk melewati Qatar dan lolos ke babak berikutnya di kualifikasi. Mereka juga butuh Qatar untuk kalah dalam pertandingan berikutnya melawan Iran, tetapi karena gol penyeimbang pada menit ke-83 mengakibatkan pertandingan berakhir imbang 2-2 dan dengan demikian Qatar yang lolos ke babak berikutnya. 

Sebelum pertandingan, Bahrain membutuhkan kemenangan dengan selisih sembilan gol untuk mendapatkan kesempatan maju ke babak berikutnya. 

Menjelang pertandingan, Indonesia telah kalah dalam semua pertandingan untuk di babak grup kualifikasi dan kebobolan 16 gol. Konflik Internal di jajaran pengurus PSSI mencegah semua pemain yang berasal dari Liga Super Indonesia bermain di tim nasional. 

Mereka hanya mengirim pemain yang bermain di Indonesia Premier League, meskipun pemain-pemain nasional yang lebih baik dan berpengalaman bermain di Liga Super Indonesia. Indonesia menurunkan pemain yang tidak berpengalaman karena situasi ini. 

Sebelum pertandingan ini, rekor kekalahan terbesar Indonesia 9-0, tercatat pada tahun 1974 menghadapi Denmark. 

Dalam enam pertemuan sebelumnya antara kedua tim, masing-masing tim telah memenangkan dua kali, dengan dua pertandingan yang berakhir imbang. 

Ringkasan pertandingan 

Indonesia memulai pertandingan dengan tim yang kurang dari segi pengalaman, dengan tidak ada pemain yang mendapatkan lebih dari 12 caps. Ini juga merupakan debut internasional untuk delapan pemain di line-up Indonesia (kecuali Syamsidar, Irfan Bachdim, dan Ferdinand Sinaga). 

Indonesia mengalami awal yang buruk setelah kiper Syamsidar mendapatkan kartu merah di tiga menit pertama. Setelah Bahrain mencetak gol penalti yang dihasilkan dari pelanggaran tersebut, mereka mendapat empat hadiah penalti di pertandingan tersebut, termasuk tiga di babak pertama, meskipun kiper pengganti Indonesia Andi Muhammad Guntur berhasil menyelamatkan dua dari empat tendangan penalti. 

Setelah pertandingan, Indonesia mengakhiri putaran ketiga dengan catatan keseluruhan terburuk dari 20 tim yang ada, setelah tidak mendapatkan poin sama sekali dan kebobolan sebanyak 26 gol. 

Bahrain juga gagal lolos ke babak berikutnya, mengakhiri babak grup dengan dua kali menang, tiga kali imbang dan satu kali kalah. [Red] 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com