Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengusung tema untuk menjadi Partai Pelopor. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, memberikan arahan kader, salah satu kuncinya adalah menegakan disiplin.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Menurutnya, Megawati meminta kader agar bisa memberikan teladan.

Kata Hasto, walau ada banyak pihak yang mendengar apa yang disampaikan Megawati di hadapan para pengurus daerah partai yang hadir, namun secara tegas semua substansinya tertutup untuk media.

“Hanya tadi dikatakan Ibu Mega meminta agar seluruh kader benar-benar menunjukkan kedisiplinannya, menunjukkan keteladannya. Karena itulah tantangan yang diberikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri harus kami jabarkan dengan penuh disiplin, penuh kesadaran ideologis tetapi juga memberikan teladan di dalam kehidupan berpartai,” kata Hasto dalam acara malam kebudayaan jelang kongres V, di Hotel Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Rabu (7/8/2019) malam.

Megawati menekankan kepada para kadernya bahwa sebagai partai pelopor berarti tidak hanya punya kesadaran ideologi, tapi juga sejarah perjuangan bangsa. Dan memiliki kedisplinan, tidak hanya dalam teori, namun juga dalam tindakan dan berbicara.

“Pendeknya menjadi teladan dalam etika dan moral ini tidak mudah. Tapi inilah yang harus dijawab oleh partai untuk benar-benar mampu hadir sebagai partai yang memberikan keteladanan dan memimpin pergerakan rakyat,” katanya.

Hasto pun menyampaikan salah satu buktinya. Yakni surat perintah partai berisi instruksi kepada seluruh kader partai di struktur, eksekutif, legislatif di seluruh Indonesia, untuk tidak melakukan dan mencegah penyalahgunaan wewenang serta kekuasaan. Yaitu untuk melakukan korupsi dengan mengatasnamakan kongres V PDIP. Di surat itu tegas dinyatakan bahwa setiap yang melanggar akan langsung dipecat.

“Surat itu dikeluarkan pada 5 Agustus,” ujar Hasto.

Diakui Hasto, pihaknya tak mau kejadian saat kongres pada 2015 terulang kembali. Saat itu, seorang kader partai dipecat dengan tidak hormat.

“Kami belajar pada kongres 2015 lalu dimana ada kader kami yang dipecat dengan tidak hormat. Pemecatan seketika ketika di dalam kongres ini melakukan perbuatan yang tidak terpuji,” kata Hasto.

Dia tak menyebut siapa kader dimaksud. Namun penelusuran menunjukkan bahwa KPK pernah menangkap Adriansyah, saat itu masih menjabat legislator dari partai itu, akibat menerima suap korupsi. Penangkapannya dilakukan saat kongres partai sedang berlangsung, walau Adriansyah saat itu sedang di luar arena kongres.

“Kami menegaskan dana untuk kongres telah terpenuhi dengan gotong royong. Jangan mengatasnamakan kongres untuk keuntungan orang perorang. Kami melakukan pelarangan tersebut,” tegas Hasto.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com