INDOPOLITIKA.COM – Wilayah perairan Natuna beberapa hari ini memanas, ketegangan terjadi antara Pemerintah Indonesia dengan Cina. Hal ini diakibatkan kapal Penjaga Pantai Cina kedapatan mengawal kapal-kapal ikan Cina di peraitan Natuna Utara.
Perairan Natuna memang seksi, dalam artian kaya akan sumber daya alamnya, tak heran Cina tergoda mengakuisisinya. Tiongkok mengklaim bahwa Perairan Natuna merupakan bagian dari traditional fishing ground mereka. Sementara Pemerintah RI pun memiliki dasar bahwa perairan Natuna merupakan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif berdasarkan UNCLOS (konvensi PBB tentang hukum laut) dan hukum internasional.
Kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya dikaruniai serangkaian potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum sama sekali, diantaranya;
Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% dimanfaatkan oleh Kabupaten Natuna sendiri.
Jumlah cadangan migas di ladang gas Blok D-Alpha merupakan kekayaan paling fenomenal dengan mencapai 222 triliun kaki kubik.
Dalam paparan Rencana Strategis Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Natuna 2012-2016, Pemerintah Kabupaten Natuna menyebutkan bahwa wilayah tersebut kaya dengan sumber daya alam, terutama bahan galian, macam minyak dan gas bumi. Luas kabupaten itu adalah 264.198 kilometer persegi dengan 154 pulau.
Potensi kekayaan Natuna yang paling fenomenal adalah cadangan migas di ladang gas Blok D-Alpha. “Dengan taksiran total cadangan 222 triliun kaki kubik, dan gas hidrokarbon 56 triliun kaki kubik, merupakan salah satu sumber terbesar Asia.” bunyi dokumen tersebut.
Tinggalkan Balasan