INDOPOLITIKA.COM – Armenia dan Azerbaijan melaporkan hampir 100 tentara tewas gegara bentrokan di wilayah sengketa, Nagorno-Karabakh, pada Selasa (13/9).

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, para tentara itu berguguran setelah bentrok semalam suntuk sejak Senin (12/9) hingga Selasa.

“Saat ini, ada 49 [tentara] tewas dan sayangnya, ini bukan angka akhir,” ujar Pashinyan, seperti dilansir AFP.

Setelah bentrok pecah selama beberapa jam, Armenia langsung meminta bantuan para pemimpin dunia. Mereka menuding pasukan Azerbaijan memaksa masuk ke dalam Armenia.

Rusia akhirnya turun tangan. Tak lama setelah itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa Armenia dan Azerbaijan sudah menyepakati gencatan senjata mulai pukul 09.00 waktu Moskow.

Rusia berharap kedua negara dapat membahas kesepakatan damai lebih lanjut di tengah masa gencatan senjata tersebut.

“Kami berharap sebuah kesepakatan tercapai setelah Rusia melakukan mediasi gencatan senjata,” demikian pernyataan Kemlu Rusia.

Usai proklamasi gencatan senjata itu, Kementerian Pertahanan Armenia mengumumkan bahwa bentrokan memang mereda, tapi situasi di perbatasan “masih sangat tegang.”

Bentrokan ini disebut-sebut sebagai gesekan terbesar sejak perang antara Armenia dan Azerbaijan untuk memperebutkan Nagorno-Karabakh pada 2020 lalu.

Saat itu, lebih dari 6.500 tentara dari kedua belah pihak tewas.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com