INDOPOLITIKA.COM – Pemkot Tangsel tengah menyiapkan skenario untuk menyambut pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Meskipun waktunya belum dipastikan, namun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel tak tinggal diam dan terus melengkapi sarana prasarana penunjang protokol Covid-19.

Kepala Dindikbud Kota Tangsel Taryono mengatakan, saat kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas diberlakukan, tidak semua siswa bisa langsung mengikuti.

“Kehadiran siswa akan dijadwal atau di-shift sedemikian rupa supaya protokol kesehatan jaga jarak bisa tetap diterapkan,” ujarnya melansir Tangerang Ekspres, Kamis (25/3/2021).

Taryono menambahkan, melihat kapasitas sekolah di Kota Tangsel, siswa akan dijadwalkan masuk kelas dua hari per pekan. Kurikulumnya juga akan dibuat khusus, agar materi pelajaran bisa efektif diterima siswa.

“Tidak semua siswa belajar di sekolah, tetap maksimal 50 persen kapasitas sekolah. Jadi skenarionya adalah, setiap anak akan hadir di sekolah dua hari dalam satu minggu, bergantian,” tambahnya.

Masih menurutnya, ketika PTM dimulai tidak semua tingkatan sekolah langsung bisa menerapkannya. SMA dan SMP akan diutamakan, baru setelahnya SD dan PAUD.

“Khususnya SMP dan SMA dulu, baru SD. Kemudian PAUD. Kalau SMA kan kewenangan provinsi, sudah koordinasi dan akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru secara bertahap,” jelasnya.
Bagi orang tua siswa yang belum menyetujui anaknya belajar di sekolah, masih bisa tetap menerapkan sistem belajar di rumah secara online. Sampai hari ini, wacana sekolah tatap muka masih menjadi pro kontra di tataran orang tua siswa.

“Secara individu, kalau orang tua tidak mengizinkan walaupun sekolahnya sudah PTM, anak boleh belajar di rumah,” ungkapnya. Kendati demikian, PTM di Kota Tangsel baru akan diterapkan mulai tahun ajaran baru, Juli mendatang.

Taryono mengatakan, keputusan tersebut mengikuti kebijakan Provinsi Banten dan pemerintah pusat. “Kita gini, saat ini sedang vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Kalau kami sesuai arahan pimpinan, mengikuti pemerintah pusat, yaitu akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru, Juli,” ungkapnya.

Saat ini, upaya menuju sekolah tatap muka adalah vaksinasi terhadap guru, dan tenaga kependidikan. Seperti sekuriti, petugas tata usaha hingga petugas kebersihan sekolah. “Untuk tenaga kependidikan yang belum vaksin, sekolah agar melaporkan kepada puskesmas terdekat,” ujarnya.

Selain itu, Taryono juga mengatakan, sekolah sedang menyiapkan infrastruktur protokol kesehatan. Setelahnya, persiapan sekolah akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan.

“Iya kita cek ulang, benar enggak sekolah sudah menjalankan protokol Covid-19, benar enggak sekolah punya termogun, benar enggak sekolah punya tempat cuci tangan untuk anak dan lain-lain,” jelasnya. Taryono mengatakan, proses verifikasi sekolah masih menunggu proses vaksinasi rampung. “Sampai saat ini belum ada datanya, masih proses semua sih. Masih sibuk vaksinasi,” tutupnya. [ind]

 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com