Karena dianggap dapat membahayakan VOC, VOC kemudian mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadene dan mengarahkan tembakan Meriam ke wilayah kekuasaan Wangsakara.

VOC diketahui memprovokasi warga dan membuat kekacauan dengan mengarahkan tembakan meriam ke arah Lengkong Kyai. Hal inilah yang kemudian memicu pertempuran antara penjajah dan rakyat Tangerang.

Peristiwa tersebut menjadi tiktik awal tumbuhnya jiwa patriotisme rakyat Tangerang, di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara. Wangsakara akhirnya berhasil mengalahkan VOC usai melakukan pertempuran selama 7 bulan berturut-turut.

Jauh setelah itu, Wangsakara dikabarkan gugur tahun 1720 di Ciledug dan dimakamkan di Lengkong Kyai, Kabupaten Tangerang.

Usmar Ismail dari DKI Jakarta

Adapun Usmar Ismail dikenal sebagai bapak perfilman Indonesia karena karya-karyanya yang apik. Sepanjang kariernya, Usmar Ismail telah membuat lebih dari 30 film. Beberapa film produksi Usmar Ismail yang terkenal yakni Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogja (1956), Tiga Dara (1956), dan Asrama Dara (1958).

Tak hanya itu, film arahan Usmar Ismail berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang diproduksi pada 1950 menjadi film pertama yang secara resmi diproduksi oleh Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat.

Ayahnya adalah Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di Padang, dan ibunya, Siti Fatimah. Ternyata Usmar juga memiliki seorang kakak yang juga menggeluti dunia sastra. Kakaknya bernama Dr. Abu Hanifah yang lebih sering menggunakan nama pena, El Hakim.

Usmar mengawali pendidikannya di HIS (sekolah dasar) di Batusangkar, lalu melanjutkan ke MULO (SMP) di Simpang Haru, Padang, dan kemudian ke AMS (SMA) di Yogyakarta. Setelah lulus dari AMS, ia melanjutkan lagi pendidikannya ke University of California di Los Angeles, Amerika Serikat.

Bakat Usmar di bidang sastra sudah terlihat sejak ia masih duduk di bangku SMP. Saat itu, ia bersama teman-temannya, antara lain Rosihan Anwar, ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang.

Usmar ingin menyajikan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan. Sayangnya pertunjukkan yang sudah direncanakan Usmar harus gagal, karena ia baru sampai saat matahari tenggelam.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com