INDOPOLITIKA – Intensitas serangan Israel ke Lebanon makin tak terkendali. Tidak ada tanda-tanda Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu siap melakukan gencatan senjata meski ada desakan dari Amerika Serikat.  

Serangan terbaru Israel menewaskan 9 orang satu keluarga di Shebaa, saat rumah berlantai tiga yang mereka tempati dibombardir pasukan Israel.  

Korban tewas ini menambah jumlah korban jiwa yang telah mencapai lebih dari 700 orang yang terbunuh sejak Israel menggencarkan serangan udaranya ke Lebanon hari Senin. 

Dengan intensitas serangan Israel yang tiada henti, Jepang menghimbau warganya untuk meninggalkan Lebanon. Jepang menjadi negara terbaru yang menghimbau warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah meningkatnya serangan Israel. 

“Kami saat ini sedang memeriksa keselamatan warga negara Jepang yang tinggal di Lebanon, dan juga menghimbau mereka untuk meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial reguler masih beroperasi,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, pada Jumat, (27/9/2024) dilansir dari Aljazeera. 

Pemerintah Jepang juga berencana untuk mengirim pesawat militer ke Yordania, di mana pesawat tersebut akan disiagakan untuk mengevakuasi warga negara Jepang yang terdampar di Lebanon, menurut laporan media, termasuk dari Kyodo News Jepang.  

Banyak negara lain yang telah menyarankan warganya untuk meninggalkan atau menghindari bepergian ke Lebanon. Negara-negara tersebut antara lain Italia, Belgia, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, India, Australia dan Malaysia.  

Filipina Siapkan Evakuasi Jalur Laut  

Sementara itu, Filipina berencana untuk segera mengevakuasi 11.000 warganya yang bermukim di sana, demikian menurut Departemen Luar Negeri Filipina.  

“Serangan darat akan menyebabkan repatriasi wajib,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Eduardo de Vega, seraya menambahkan bahwa ribuan orang akan dievakuasi lewat laut. 

Manila telah mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon, namun sebagian besar tidak mengindahkan imbauan tersebut, menurut para diplomat Filipina yang dikutip kantor berita AFP. 

Jutaan warga Filipina bekerja di luar negeri – dengan sebagian besar terkonsentrasi di Timur Tengah – karena terbatasnya kesempatan kerja di dalam negeri. 

Sekitar 90 persen dari mereka yang bekerja di Lebanon adalah perempuan yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART). [Red]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com