INDOPOLITIKAPT Remala Abadi Tbk. (DATA) telah menjalin kemitraan strategis dengan PT Iforte Solusi Infotek (iForte) untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi dan kebutuhan investasi besar dalam penggelaran jaringan broadband di Indonesia.

Direktur Utama PT Remala Abadi Tbk, Richard Kartawijaya,menyatakan bahwa kehadiran iForte sebagai investor strategis dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam pengembangan infrastruktur broadband di Indonesia.

Menurut Richard, masuknya iForte ke dalam DATA menjadi langkah strategis yang tepat untuk pengembangan infrastruktur broadband di Indonesia.

Ia menekankan bahwa kerjasama ini dapat mempercepat penggelaran jaringan broadband yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat dengan meningkatkan akses ke layanan broadband yang terjangkau.

“Masuknya iForte sebagai investor strategis menunjukkan bahwa langkah kami dalam mengembangkan infrastruktur broadband sudah tepat. Kami berharap kolaborasi ini mempercepat penggelaran jaringan broadband di seluruh Indonesia, yang akhirnya akan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan DATA maupun iForte,” jelas Richard.

Dengan dukungan iForte, Remala dapat memanfaatkan jaringan backbone yang telah dimiliki oleh anak perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).

Hal ini juga akan membantu Remala mengoptimalkan pasar yang sebelumnya belum tergarap maksimal oleh iForte. Richard menambahkan bahwa ada banyak peluang kolaborasi bisnis yang akan berkembang setelah iForte bergabung sebagai investor.

iForte, yang merupakan perusahaan penyedia layanan jaringan komunikasi data dan internet, kini semakin memperluas bisnisnya di Indonesia, termasuk dengan mengoperasikan menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh negeri.

iForte merupakan entitas di bawah PT Sarana Menara Nusantara Tbk., yang juga bagian dari Djarum Group. Perusahaan ini memiliki saham mayoritas di Bank Central Asia (BCA).

Selain itu, DATA juga tengah memperkuat pangsa pasarnya, baik di Jabodetabek maupun luar daerah tersebut, dengan fokus pada segmen pemerintahan, korporasi, dan residensial (FTTH) melalui brand Tachyon dan Nethome.

Richard menambahkan bahwa setelah kemitraan dengan iForte, pihaknya berencana mengembangkan model bisnis broadband dengan sistem waralaba yang melibatkan masyarakat lokal.

“Konsep franchise ini bertujuan untuk menciptakan akses internet yang lebih merata dan mengurangi kesenjangan dalam penggunaan teknologi digital di Indonesia. Dengan waralaba, kami berharap dapat memberdayakan masyarakat lokal, sehingga mereka tidak tertinggal di kampung mereka sendiri,” ungkap Richard.

Rencananya, iForte akan mengambil alih sekitar 40% saham PT Remala Abadi Tbk. yang sebelumnya dimiliki oleh Ibu Verah Wahyudi Singgih Wong (36,8%) dan Bapak Jimmi Anka (3,2%).

Setelah pengambilalihan tersebut, iForte akan menjadi pengendali baru perseroan, sesuai dengan ketentuan dalam POJK No. 9/2018. (Chk)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com