INDOPOLITIKA.COM – Tiga Majelis Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi mencopot Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum PPP. Keputusan itu diambil dalam forum musyawarah Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan Majelis Pertimbangan.

Pengganti Suharso adalah Muhammad Mardiono. Konon, faktor finansial disebut menjadi salah satu faktor penyebab pergantian Ketum DPP PPP ini.

Faktor finansial disebut menjadi salah satu faktor penyebab pergantian Ketum DPP PPP ini.

“Bisa jadi seperti itu, banyak faktor dalam konteks Pemilu 2024, finansial memang menjadi penting,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin.

“Lalu terkait juga dana kampanye yang besar, ya mohon maaf tanpa kekuatan finansial yang besar, khawatir PPP tergelincir dan tidak lolos ke Senayan, bisa saja itu menjadi faktornya,” tambahnya.

Harta Muhammad Mardiono Vs Suharso

Mardiono

Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menunjuk Muhammad Mardiono sebagai plt ketua umum setelah mencopot Suharso Monoarfa dari jabatan tersebut.

Meski namanya tak setenar Suharso, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu ialah sosok yang cukup senior di PPP.

Mardiono ternyata juga seorang pengusaha yang sangat sukses. Hal itu terlihat dari nilai harta kekayaannya yang luar biasa.

Menurut laman laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang diakses melalui elhkpn.kpk.go.id, harta Mardiono mencapai Rp 1.270.833.511.147 atau (Rp 1,2 triliun).

Sementara Suharso, dalam LHKPN yang dilaporkannya ke KPK, kekayaannya mencapai Rp99.966.251.075. Namun, dia mencatatkan kepemilikan utang sebesar Rp26.901.999.595. Total hartanya menjadi Rp73.064.251.480.

Dalam laporannya, Mardiono mengaku memiliki 179 tanah dan bangunan senilai Rp 676.591.790.000. Tanah dan bangunannya itu tersebar di Sleman, Magelang, Bantul, Kulon Progo, Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan, hingga Jakarta Selatan.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com