INDOPOLITIKA — Selebgram dan beauty vlogger Tasya Farasya memilih cara unik untuk menutup babak rumah tangganya dengan Ahmad Assegaf.
Tasya Farasya secara simbolis membakar seluruh koleksi baju tidurnya yang lama sebagai bentuk tekadnya untuk benar-benar meninggalkan masa lalu dan memulai hidup baru.
Setelah tujuh tahun bersama, pernikahan mereka yang dimulai pada 18 Februari 2018 resmi berakhir.
Perceraian ini diwarnai oleh isu serius, termasuk dugaan penggelapan dana perusahaan senilai Rp23 miliar dan kabar rumah milik ibunda Tasya, Ala Alatas, yang diduga ikut digadaikan.
Ahmad, yang dipercaya Tasya Farasya sebagai Chief Financial Officer (CFO) Mother of Pearl (MOP) sejak 2021, kini menghadapi tudingan kecurangan keuangan yang merugikan perusahaan.
Meski demikian, Tasya Farasya memilih untuk menghadapi kekecewaan ini dengan cara damai dan penuh semangat.
Melalui akun Instagram-nya, Tasya membagikan momen saat berbelanja baju tidur baru sebagai simbol memori yang ingin ia ciptakan.
“Mau ganti semua baju tidur aku, biar memori tidurnya beda, because I’m crazy like that,” tulisnya, dikutip Senin (29/9).
Ia juga menegaskan bahwa baju tidur lamanya tidak akan diberikan kepada siapa pun, melainkan akan dibakar.
“Baju yang lama nggak akan aku sumbangin, nggak akan aku kasih siapapun. Akan ku… bakar? Dramatis nggak? Wkwkwk,” tambah Tasya.
Aksi simbolis tersebut mendapat banyak respons positif dari netizen yang mendukung langkahnya untuk benar-benar melepaskan masa lalu. Beberapa bahkan menyarankan Tasya untuk mengganti ranjang atau merenovasi kamar tidur agar suasana baru semakin terasa.
Sementara itu, kuasa hukum Tasya, Sangun Ragahdo, mengungkapkan bahwa perceraian ini bukan sekadar persoalan materi semata.
“Yang menjadi titik berat adalah adanya dugaan penggelapan dalam perusahaan dengan nominal yang cukup besar dan fantastis,” ujar Sangun saat persidangan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rabu (24/9).
Menurutnya, kepercayaan Tasya kepada Ahmad dalam mengelola keuangan perusahaan sejak 2021 hingga pengangkatannya sebagai CFO pada 2023, justru berujung pada dugaan kecurangan yang sudah berlangsung sejak awal kepercayaan itu diberikan.
“Nilai kerugian bukanlah hal utama, melainkan rasa dikhianati yang paling menyakitkan bagi klien kami,” tegas Sangun.
Kisah Tasya ini menjadi contoh bagaimana seseorang bisa memilih cara simbolis untuk menyembuhkan luka hati dan melangkah maju setelah mengalami pengkhianatan dalam hubungan rumah tangga dan bisnis. (Nul)
Tinggalkan Balasan