INDOPOLITIKA – Warga mengepung Yayasan Panti Asuhan Darussalam An’nur yang terletak di Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten pada Kamis malam (3/10/2024). 

Tindakan itu dilakukan oleh warga karena diduga pemilik yayasan tersebut melakukan tindakan asusila terhadap anak asuhnya sendiri.   

Dean Desvi sebagai pelapor saksi menyebutkan ada tiga terduga pelaku yang menjadi tersangka atas kasus tersebut. Ketiga  terduga pelaku merupakan pemilik dan pengurus Yayasan panti asuhan.   

“Jadi, dari mereka ini ada yang bilang korban dari S, dari Y, dari A. Ini diduga ada tiga pelaku yang diadukan ke saya,” kata Dean di lokasi kejadian yang dikutip dari akun Instagram @tangkot24jam. 

Modus ketiga terduga tersangka serupa, yaitu dengan bujuk rayu dan sanjungan, lalu meminta korban untuk memijat, setelah itu terduga pelaku melancarkan aksinya. 

Kasus tersebut terungkap setelah Dean menerima pengaduan dari salah satu anak penghuni panti asuhan. Dean kemudian mengajak para korban untuk menjalani visum di bagian anus, dan hasilnya membuktikan bahwa mereka adalah korban pedofilia.  

Dean telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Tangerang Kota. Dia berharap agar polisi segera memproses dan menangkap para pelaku, termasuk pemilik dan pengasuh panti asuhan. Sementara itu, para korban telah dipindahkan ke rumah aman. 

Pemkot Tangerang Evakuasi 12 Anak  

Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang mengevakuasi 12 anak penghuni panti asuhan ke Rumah Perlindungan Sosial (RPS) milik Dinas Sosial Kota Tangerang. 

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Pemkot Tangerang akan memastikan setiap korban mendapatkan pendampingan yang memadai, dan kami akan mengawal proses hukum agar berjalan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Pj Walikota Tangerang, Nurdin, Kamis malam (3/10/2024). 

Nurdin juga menyampaikan, Pemkot Tangerang telah menyediakan layanan pendampingan psikologis bagi korban melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB). 

Pendampingan ini diharapkan dapat membantu korban dan keluarganya dalam proses pemulihan. 

“Kami akan berupaya maksimal untuk mendukung pemulihan psikologis korban serta memastikan keamanan dan kenyamanan santri lainnya di panti asuhan,” tandasnya. [Red] 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com