INDOPOLITIKABadan Gizi Nasional (BGN) menguraikan rincian penggunaan dana sebesar Rp 15 ribu per anak untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, menjelaskan bahwa Rp 2.000 dari dana tersebut dialokasikan untuk biaya sewa usaha. Biaya sewa ini mencakup gedung, tanah, peralatan, ompreng, dan berbagai kebutuhan sewa lainnya.

“Nah, dana ini diberikan kepada mitra dalam bentuk sewa, bukan keuntungan. Mitra ini melakukan investasi. Misalnya, investasi senilai Rp 1 miliar dengan dapur seluas sekitar 400 meter persegi, dan peralatan mencapai Rp 3-4 miliar,” jelasnya.

Dia menambahkan, “Kalau dihitung, pengembalian investasi tersebut bisa memakan waktu beberapa tahun. Jika jumlah MBG sedikit, mungkin butuh hingga lima tahun untuk balik modal.”

Sementara itu, sebesar Rp 3.000 dari dana MBG digunakan untuk membayar gaji karyawan, listrik, internet, gas, bahan bakar minyak (BBM), serta biaya transportasi seperti sewa mobil.

Menurut Nanik, masih ada yang beranggapan dana yang dibelanjakan hanya Rp 7.000–Rp 8.000, sehingga menu makanan menjadi kurang berkualitas. “Ini keliru, karena banyak mitra baru yang takut mengeluarkan dana lebih, sehingga mereka berusaha menyesuaikan anggaran,” ujarnya.

Ia mencontohkan, “Misalnya, jika belanja hari ini Rp 8.000, maka pada hari Kamis atau Jumat belanja bisa lebih banyak. Jadi, jika belanja terus-menerus dan diberikan susu setiap hari, dana tidak akan cukup. Oleh karena itu, susu diberikan secara terjadwal, misalnya satu kali pada hari Rabu dan satu kali pada hari Jumat.”(Hny)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com