Senjata yang ditemukan dari kapal yang digunakan kaki tangan penculik WNI di Sabah. (Foto: Free Malaysia Today).

Kunak: Pasukan Komando Keamanan Sabah Timur (Eastern Sabah Security Command/Esscom) menembak mati dua orang yang diyakini sebagai kaki tangan penculikan dua nelayan warga negara Indonesia (WNI) di Sabah.
 
Baca: Dua Nelayan Indonesia Diculik di Perairan Sabah.
 
Komandan Esscom Datuk Hazani Ghazali mengatakan keduanya yang diduga imigran gelap berusia sekitar 50-an tahun. Mereka ditembak mati ketika mencoba melarikan diri dengan menaiki sebuah perahu, dalam operasi pasukan keamanan di Kampung Air Kunak Tiga pada Kamis 20 September pukul 10.30 malam.
 
"Selama Operasi Khusus Esscom, kapal yang ditumpangi tersangka mencoba melarikan diri. Namun tim keamanan yang dipimpin oleh ACP Mohd Nasaruddin M Nasir berhasil kapal tersangka selama sekitar 30 menit melepaskan tembakan yang dibalas oleh keduanya," ujar Datuk Hazani, seperti dikutip Free Malaysia Today, Jumat 21 September 2018.
 
"Awalnya lampu perahu polisi dinyalakan sebagai peringatan kepada tersangka agar berhenti. Tetapi tersangka melepaskan tembakan ke arah kapal pasukan polisi dan tim pun membalas tembakan sebelum mencegat perahu tersangka di Pulau Boheyan dan menembak ke arah tersangka," imbuh Datuk Hazani.
 
Hazani menambahkan, pemeriksaan di kapal menemukan dua pria tergeletak dengan tubuh penuh luka tembak. "Polisi juga menemukan sepucuk pistol jenis revolver kaliber 22, tujuh butir peluru hidup jenis, sepucuk pistol jenis revolver kaliber 38, 1 butir peluru hidup dan lima selongsong kaliber 38 serta sebilah pedang," tutur Hazani.
 
Operasi itu juga menyita perahu berwarna putih di Kampung Air Kunak Tiga. Diduga mereka yang tewas terlibat dalam penculikan dua nelayan Indonesia pada 11 September di Pulau Gaya, Semporna.
 
"Investigasi lebih lanjut di kapal itu bernama nama Ainigel terlibat dalam kasus penculikan terbaru berdasarkan deskripsi orang yang selamat," imbuhnya.
 
"Kapal ini diyakini terlibat mengawasi perairan Kunak dan Semporna sebelum penculikan nelayan dari Kapal Dwijaya," kata Hazani.
 
Baca juga: Penculik 2 Nelayan Indonesia Diduga sudah Tinggalkan Sabah.
 
Menurut dia, 18 orang ditangkap dan 16 perahu disita dalam razia yang dilakukan dengan Polisi Sabah.
 
Sementara itu, Hazani setuju dengan proposal pemerintah negara bagian bahwa semua perahudidaftarkan dan diberi warna berdasarkan zona untuk memfasilitasi identifikasi keamanan dari perahu asli selama pemeriksaan keamanan.
 
"Misalnya kita tahu perahu kuning untuk Kunak, biru untuk Kudat dan ada nomor tertentu tim keamanan, Departemen Laut dan Pelabuhan Dermaga," katanya menambahkan langkah itu akan memudahkan tim keamanan mengidentifikasi perahu nelayan dari negara tetangga.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com