WNI di Jerman menggalang dana untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah. (Foto: Andi Tinellung/Medcom.id).

Berlin: Sejumlah Diaspora Indonesia di Berlin, Jerman yang tergabung menggelar Aksi Solidaritas Untuk Palu dan Donggala. Seorang dokter asal Indonesia menuangkan kepedihannya atas bencana ini.
 
Baca juga:  Wapres Pastikan Tanggap Darurat di Sulsel Tetap Berjalan.
 
Aksi solidaritas ini bertujuan untuk menggalang dana guna membantu korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Acara diselenggarakan di restoran Tuk-Tuk, sebuah restoran Indonesia tertua di kota Berlin.
 
Bencana yang melanda Palu, Donggala dan Sigi ini menyisakan kepedihan mendalam terhadap keluarga korban bencana. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang warga Indonesia asal Palu yang keluarga dan sahabatnya menjadi korban.
 
"Saya tahu sekali daerah itu, karena saya lahir dan besar di Palu. Banyak sahabat-sahabat saya yang meninggal dan keluarga saya juga menjadi korban," ujar seorang dokter ahli anastesis yang menetap di Berlin,  Natassya, kepada Medcom.id, Minggu 7 Oktober 2018.
 
Rencananya Natassya akan berangkat ke Palu untuk membawa dana bantuan dari warga Berlin. Tetapi dia akan menunggu apabila pesawat komersial telah dapat mendarat di kota Palu.
 
Selain penggalangan dana, dalam acara ini juga dilakukan doa bersama untuk para korban bencana. Dalam pertemuan ini, hadir juga Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin, Perwakilan PCI NU Jerman dan Perwakilan Partai NasDem Jerman.
 
Hingga hari ini sudah sebanyak 2.010 korban meninggal dunia yang ditemukan.  Sebanyak 788 korban meninggal ditemukan tim sar dan 1.232 korban meninggal ditemukan masyarakat.
 
Baca juga: Kamis, Evakuasi Korban Gempa dan Tsunami Sulteng Dihentikan.
 
Sementara itu, ada 10.679 orang mengalami luka-luka, 671 orang hilang, dan 82.775 warga masih mengungsi. Lalu terdapat 67.310 rumah rusak, 99 fasilitas ibadah rusak, dan 20 unit fasilitas umum juga mengalami rusak.
 
Tim SAR gabungan secara resmi akan menghentikan evakuasi bersamaan dengan berakhirnya masa tanggap darurat tahap pertama pada Kamis, 11 Oktober 2018. Meski kegiatan evakuasi akan diakhiri, tapi masa tanggap darurat berpotensi dibuka tahap kedua jika masyarakat masih membutuhkan bantuan evakuasi.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com