INDOPOLITIKA – Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang bayi yang meninggal dunia setelah diduga menangis selama dua jam. Kejadian ini diduga berkaitan dengan penerapan metode sleep training oleh orang tuanya.
Dalam video tersebut, bayi terlihat menangis lama sebelum akhirnya ditemukan dalam posisi tengkurap tanpa bernapas.
Insiden ini mengingatkan pada kejadian serupa yang terjadi di China pada tahun yang sama. Saat itu, seorang bayi berusia empat bulan meninggal setelah ibunya mengikuti panduan dari seorang konsultan pengasuhan anak di grup WeChat.
Panduan tersebut menyarankan penggunaan metode sleep training dengan membiarkan bayi tidur tengkurap meskipun menangis.
Menurut laporan Global Times, ibu bayi tersebut tidak melakukan intervensi meskipun merasa khawatir anaknya akan mati lemas, karena konsultan menyarankan bahwa metode sleep training ini efektif untuk melatih bayi tidur tengkurap.
Sleep training adalah metode yang dirancang untuk mengajarkan bayi tidur sendiri tanpa bantuan orang tua. Metode ini bertujuan agar bayi dapat tidur nyenyak sepanjang malam, biasanya selama 9-12 jam, seperti yang dijelaskan oleh Sleep Foundation.
Berbagai metode sleep training telah dikembangkan oleh pakar tidur dan dokter anak, namun metode ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi dari orang tua.
Pakar tidur menekankan bahwa bayi berusia empat bulan umumnya belum siap untuk menjalani sleep training, karena pada usia ini ritme sirkadian bayi belum berkembang sepenuhnya, sehingga mereka belum bisa tidur sepanjang malam.
Usia ideal untuk memulai sleep training adalah sekitar enam hingga sembilan bulan, ketika bayi mulai menunjukkan kemampuan untuk tidur sendiri di malam hari.
Meski memiliki manfaat, kejadian-kejadian seperti ini menunjukkan risiko yang dapat muncul jika metode sleep training tidak dilakukan dengan benar atau diterapkan pada usia bayi yang terlalu muda.
Dalam kasus di China, bayi ditemukan tidak bernapas sekitar dua jam setelah metode ini diterapkan. Insiden tersebut mendorong lembaga pengawas di Shanghai untuk meluncurkan penyelidikan terhadap perusahaan konsultan pengasuhan anak yang memberikan panduan kepada orang tua bayi tersebut.
Meskipun demikian, manfaat sleep training tidak bisa diabaikan. Bayi yang tidur nyenyak memiliki lebih sedikit masalah perkembangan dan perilaku.
Selain itu, orang tua yang mendapatkan cukup waktu istirahat cenderung terhindar dari risiko depresi, stres, dan gangguan kesehatan lainnya.
Namun, penerapan metode ini harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan kesiapan bayi. Konsultasi dengan dokter anak atau pakar tidur sangat disarankan sebelum memulai sleep training.(Hny)
Tinggalkan Balasan