INDOPOLITIKA.COM – Penanganan masalah banjir di Jabodetabek tak cukup hanya melalui pendekatan struktural. Pendekatan budaya juga sangat dibutuhkan. Sebab, lingkungan sungai dan situ di wilayah Jabodetabek sudah banyak beralih fungsi.

Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) kepada Indopolitika.com kemarin (23/9). Menurut dia, saat ini lingkungan di sekitar sungai dan situ banyak yang rusak. Itu karena berubah fungsi sebagai hunian ataupun bangunan bisnis. Karena itu, perlu upaya kultural untuk membangun kesadaran masyarakat.

“Untuk memaksimalkan fungsi sungai sebagai pengendali banjir, tidak cukup hanya pendekatan struktural. Tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik saja. Tapi perlu juga pendekatan non struktural,” katanya kemarin.

Pendekatan non struktural itu misalnya kampanye penyadaran masyarakat, tata ruang, peraturan zonasi, dan pembuatan sumur resapan di lingkungan rumah masing-masing. Menurut dia, selama inj, pendekatan non struktural itu yang belum maksimal dilakukan.(pit)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com