INDOPOLITIKA.COM – Pasokan gula pada sejumlah ritel modern di Jakarta mulai kembali normal setelah sempat langka saat periode lebaran.

Di salah satu gerai Indomaret di kawasan Dewi Sartika, Jakarta Timur, misalnya, gula pasir sudah mulai memenuhi rak.

“Stok gula datang hari Senin,” kata Via, salah satu pegawai Indomaret, pada Rabu (24/4) siang.

Senada dengan Via, karyawan toko Alfamart di area yang sama, Handa juga ikut berkomentar terkait pasokan gula di ritelnya.

Handa mengungkap stok yang datang tersebut sudah ada sejak tiga hari yang lalu dengan harga Rp17.500 per kg, sama seperti sebelum Hari Raya Idulfitri.

“Stoknya datang tiga hari lalu ya, paling satu sampai dua karung gula (yang datang), harganya sudah naik pas serentak sebelum lebaran,” sebut Handa, Rabu (24/4).

Beberapa hari sebelumnya, gula di ritel modern terbilang langka. Salah satu kelangkaan terjadi di Indomaret di kawasan Otista, Jakarta Timur.

Kenaikan harga tersebut dipicu setelah Badan Pangan Nasional merelaksasi harga gula di tingkat konsumen menjadi Rp17.500 per kg hingga Mei mendatang.

Harga itu naik Rp1.500 per kg di wilayah Jawa jika dibandingkan kenaikan yang dilakukan pada akhir 2023 lalu.

Kabar kenaikan langsung disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Arief Prasetyo Adi kepada awak media di kantor BAPANAS, Jakarta, Kamis (18/4).

Kenaikan sebesar Rp1.500 itu terjadi lantaran adanya permintaan dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) terhadap harga acuan pembelian (HAP) bahan-bahan pokok seperti beras dan gula.

Namun katanya, kenaikan harga gula itu hanya bersifat sementara.

“Sudah kita berikan relaksasi gula jadi Rp17.500 per kilogram sampai 31 Mei,” ucap Arief.

Arief meyakinkan ketersediaan gula di pasaran tak akan langka dengan kebijakan itu.

“Dengan begitu (harga yang naik) kita pastikan gula tersedia dan nggak akan hilang, karena ada relaksasi,” lanjutnya.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey memang pernah meminta perubahan harga eceran tertinggi gula. Itu katanya perlu dilakukan agar peritel dapat terus menyediakan bahan pokok guna mencegah kekosongan atau kelangkaan di gerai-gerai ritel modern.

“Kami memerlukan sikap Pemerintah dan pihak berwenang untuk merelaksasi pula aturan main HET yang ditetapkan sehingga peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat,” ujar Roy di Jakarta pada Februari lalu.

Selanjutnya, Asosiasi Gula Indonesia (AGI) membeberkan penyebab stok gula dalam negeri yang menipis hingga harganya yang melesat belakangan ini.(red)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com