INDOPOLITIKA – Di tengah suasana duka yang menyelimuti Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Minggu (4/10/2025), Lintar Sanger, putra bungsu mendiang Yurike Sanger, mengenang perjuangan panjang sang ibu melawan kanker payudara yang diidapnya sejak 2013.

Dalam sambutan penuh haru, Lintar membagikan kisah awal saat sang ibunda Yurike Sanger, yang dikenal sebagai istri ketujuh Presiden Soekarno, pertama kali divonis mengidap kanker. Kala itu, prediksi dokter menyebut Yurike hanya memiliki waktu enam bulan untuk bertahan.

“Kalau boleh cerita, Mama itu divonis breast cancer dari tahun 2013. Saat itu dokter bilang Mama hanya punya waktu 6 bulan,” ungkap Lintar di hadapan pelayat.

Namun, vonis itu tak membuat Yurike menyerah. Sebaliknya, ia justru memilih untuk melawan penyakitnya dengan semangat luar biasa.

“Mama terus berjuang. Dalam hidupnya, Mama adalah seorang pejuang kehidupan,” lanjut Lintar.

Bahkan ketika tim medis di Amerika Serikat menyerah pada kondisinya, Yurike tetap menunjukkan tekad untuk bertahan. Dengan penuh keyakinan, ia mengatakan kepada dokternya:

“I don’t want to give up, Doctor. But it all depends on God, until God’s will.”

Yang berarti: “Saya tidak ingin menyerah, tapi semuanya tergantung pada Tuhan, biarlah Tuhan yang memutuskan.”

Perjuangan Yurike yang melampaui prediksi medis hingga lebih dari satu dekade menjadi bukti kuat keteguhan dan semangat hidupnya. Ia tutup usia pada 17 September 2025 pukul 19.30 WIB di California, Amerika Serikat, pada usia 80 tahun.

Jenazah tiba di Indonesia pada Minggu (4/10) dan saat ini disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD, Jakarta Pusat.

Rencananya, ibadah tutup peti akan dilakukan pada Senin (6/10) pukul 10.00 WIB, dan pemakaman akan berlangsung pukul 12.00 WIB di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Kepergian Yurike Sanger tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga kenangan mendalam akan sosok perempuan tangguh yang tetap setia berjuang hingga akhir hayat. (Nul)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com