INDOPOLITIKA – Pemangkasan anggaran yang diterapkan oleh beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia diklaim akan “melumpuhkan proses pembelajaran” dan menyebabkan kualitas pendidikan tinggi “semakin menurun.”

Langkah pemangkasan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.

Instruksi tersebut, yang disampaikan oleh Presiden Prabowo untuk mengatasi kebocoran anggaran negara, berujung pada pengurangan anggaran di berbagai lembaga dan kementerian, termasuk Kemendikti Saintek.

Awalnya, Kemendikti Saintek mengalami pengurangan anggaran sebesar Rp22,5 triliun dari total anggaran tahun 2025 yang mencapai Rp57,6 triliun.

Namun, Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar Simatupang, mengungkapkan bahwa pemotongan itu kemudian direvisi menjadi Rp14,3 triliun.

Pengamat pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jejen Musfah menyatakan bahwa efisiensi anggaran di sektor pendidikan bukan kebijakan yang tepat karena bertentangan dengan tujuan pemerintahan Prabowo-Gibran yang berfokus pada penguatan pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, dan kesehatan.

Menanggapi hal ini, Togar Simatupang mengakui bahwa pemotongan anggaran tersebut menimbulkan kecemasan dan reaksi sensitif di kalangan banyak pihak.

Sejak awal pekan ini, sejumlah perguruan tinggi negeri mulai mengeluarkan surat edaran mengenai pelaksanaan efisiensi di lingkungan kampus sebagai respons terhadap Inpres Nomor 1 Tahun 2025 serta surat edaran dari Menteri Keuangan dan Kemendikti Saintek terkait alokasi efisiensi anggaran.

Sebelumnya, kebijakan efisiensi anggaran yang diputuskan oleh Presiden Prabowo menuai protes besar-besaran dari mahasiswa, yang menggelar demonstrasi di berbagai daerah selama sepekan sejak Senin (17/02).

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan akan mempelajari tuntutan mahasiswa, namun suara mahasiswa akhirnya diabaikan dengan keluarnya surat efisiensi dari perguruan tinggi negeri.(Hny)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com