INDOPOLITIKA – Warga Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat, dikejutkan oleh kemunculan bola api terang diduga meteor yang melintas di langit pada Minggu, 5 Oktober 2025, sekitar pukul 18.35 hingga 18.39 WIB.
Fenomena langit yang tak biasa ini memicu rasa penasaran masyarakat karena disusul dentuman keras yang terdengar di sejumlah wilayah.
Tak lama setelah penampakan bola api tersebut, suara ledakan kuat dilaporkan terdengar oleh warga di wilayah Cirebon dan Kuningan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati mencatat adanya getaran pada pukul 18:39:12 WIB dari arah azimut 221.
Menanggapi fenomena itu, BMKG bersama peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) segera melakukan analisis awal.
Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menjelaskan bahwa suara dentuman semacam itu bisa berasal dari berbagai sumber, seperti petir, gempa bumi, atau longsor.
Namun, pada saat kejadian, cuaca di wilayah Cirebon dan sekitarnya dalam kondisi cerah berawan. Citra satelit juga tidak menunjukkan adanya awan konvektif yang biasa memicu sambaran petir.
Meski begitu, BMKG mengakui keterbatasannya dalam memverifikasi fenomena langit semacam ini karena tidak memiliki alat khusus untuk mendeteksi pergerakan meteor. Fuad menyatakan bahwa urusan benda langit merupakan kewenangan lembaga seperti BRIN.
Menanggapi kejadian tersebut, Profesor Thomas Djamaluddin, peneliti utama dari Pusat Riset Antariksa BRIN, memberikan tanggapannya melalui akun Instagram pribadinya, @t_djamal.
Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan warga, rekaman CCTV, dan data seismik dari BMKG, objek bercahaya yang terlihat merupakan meteor berukuran cukup besar.
Profesor Thomas menyebut bahwa meteor tersebut melintas dari arah barat daya dan memasuki wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Saat meteor mencapai lapisan atmosfer yang lebih rendah, gelombang kejut yang ditimbulkannya menyebabkan suara dentuman yang terekam oleh alat BMKG.
Dari hasil analisis menyeluruh, ia menyimpulkan bahwa meteor kemungkinan besar jatuh di wilayah perairan Laut Jawa, bukan di daratan. Peristiwa ini pun menjadi perhatian para peneliti dan masyarakat karena jarang terjadi dan menyisakan misteri seputar lokasi jatuhnya meteor secara pasti. (Nul)
Tinggalkan Balasan