INDOPOLITIKA.COM – Video Ade Armando mengatakan tak setuju Polisi yang disalahkan dan justru menyalahkan Aremania supporter Arema yang merasa jagoan telah menyebar dan trending di twitter.
Video tersebut diunggah dalam siaran Youtub Cokro TV dan diteruskan dalam akun twitter @iPhyM hingga menimbulkan beragam komentar cibiran untuk Ade Armando.
Bahkan, salah seorang netizen menantang Ade Armando untuk datang langsung ke Malang dan berhadapan dengan Aremania.
“Mohon kehadirannya ke Malang dan bicara langsung di hadapan keluarga korban dan para supporter,” ujar netizen.
Netizen lainnya, juga menyanyangan komentar Ade Armando yang tak kapok pasca dikeroyok sejumlah pendemo di DPR RI beberapa waktu lalu.
“Pinter nyari musuh emang Ade yang satu ini… padahal udah pernah kena batunya,” tulis netizen.
“Nanti digebuk lagi nangis, gila ade armando mah wkwkwkw kirain habis digebuk insaf, ehhhhh malah makin gaj ada empati,” timpal netizen.
“Abis dipukulin kirain kebuka otaknya, ternyata masih kosong wkwk,” tulis netizen lainnya.
Sebelumnya diberitakan, Dosen Universitas Indonesia (UI) melontarkan pernyataan yg kontroversial terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Pegiat media sosial itu tak setuju jika Polisi disalahkan dalam peristiwa yang menelan ratusan nyawa itu. Menurut dia, pangkal masalah dari tragedi Kanjuruhan adalah sebagian suporter Arema yang menyerbu masuk ke dalam lapangan.
“Siapapun yang menyaksikan video-video yang kini tersebar tentang tragedi di Kanjuruhan pasti bisa mengenali, kalau pangkal permasalahan adalah sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan. Mereka sombong bergaya preman, menantang, merusak dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi,” kata Ade dalam siaran Youtube Cokro TV, dilihat Selasa (4/10/2022).
Sejumlah pihak belakangan memang menyoroti sikap Polisi yang dinilai arogan dalam menangani kerusuhan di Kanjuruhan. Sebagian dari mereka bahkan meminta agar Komnas HAM, Kompolnas, sampai DPR ambil sikap.
Namun, Ade Armando lagi-lagi tegas berseberangan. Kata dia, Polisi hanya berusaha menjalankan tugas. Sebab dari kacamatanya, kekisruhan bukan datang dari aparat, melainkan dari panitia, hingga suporter Arema FC itu sendiri.
“Apakah Polisi memukul, menembaki? Sama sekali tak ada. Yang bisa dipersoalkan memang adalah penggunaan gas air mata. Sebagian pihak pihak menyatakan bahwa FIFA jelas melarang penggunaan gas air mata dalam stadion,” sambungnya.
Tapi pertanyaannya, kata dia, apakah Polisi Indonesia berada di bawah FIFA, ketika mereka menggunakan gas air mata yang menurut aparat justru bagian dari protap.
Ade lantas mengajak publik untuk bersikap objektif. Sebab menurutnya, yang menjadi masalah adalah sikap suporter Arema ketika nekat merangsek masuk stadion.
“Yang sok jagoan dan melanggar semua yang ada di stadion ya suporter, dengan gaya preman masuk ke lapangan, petantang-petenteng. Justru dalam pandangan saya, Polisi sudah melaksanakan kewjibannya,” ujar dia. [Red]


Tinggalkan Balasan